Advertisement
Kustini Sri Purnomo: Perempuan Jadi Ujung Tombak di Tengah Pandemi

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Peran perempuan untuk bisa berdaya dan bebas dari kekerasan terus digalakkan, terlebih di masa pandemi ini karena harus menjalani multiperan.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sleman, Kustini Sri Purnomo menuturkan masa pandemi Covid-19 ini membuat perempuan menghadapi banyak tantangan. Tak hanya mengurus keluarga, yang paling terasa adalah kalangan perempuan harus ekstra mendampingi anak belajar di rumah selama pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Advertisement
"Seorang perempuan atau ibu punya kelebihan karena selain mengurus keluarga dan bekerja, saat pandemi ini masih bisa mendampingi anak selama belajar online. Perempuan di Sleman sempat terpuruk karena Covid tapi bisa bangkit lagi," kata Kustini dalam talkshow daring bertajuk Peran Perempuan Menjaga Ketahanan Keluarga di Tengah Pandemi, Jumat (24/7/2020).
1.717 Nakes Kulonprogo Telah Dites Swab, Ini Hasilnya
Diselenggarakan dari Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sleman, diskusi ini juga menggandeng Anggota Komisi D DPRD Sleman, Danang Maharsa yang membidangi kesejahteraan rakyat. Diskusi ini ditayangkan secara daring melalui media sosial Harian Jogja.
Sebagai Bunda PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Sleman, Kustini juga menemukan tantangan bagi pembelajaran PAUD. Ia menyarankan bagi orang tua jangan dulu menitipkan anak ke PAUD di masa pandemi, karena usia anak-anak sangat rentan tertular virus.
Menurutnya, peran seorang perempuan sangat dibutuhkan. Setara dengan laki-laki, perempuan juga harus bisa menjaga ketahanan keluarga dengan mempertahankan keharmonisan bersama pasangan. "Mereka yang juga berkegiatan di luar memang harus bersiap ekstra dan seimbang antara pekerjaan dan keluarganya. Perempuan tetap harus bekerja dan berkarya untuk mengaktualisasi dirinya," tegasnya.
Hal senada disampaikan Danang Maharsa. Sebagai anggota dewan, Danang juga terus mengedukasi masyarakat untuk tak lagi membedakan peran perempuan dan laki-laki di kehidupan bermasyarakat. "Perempuan konco wingking itu sekarang sudah tidak ada, kita dorong kesetaraan. Perempuan tetap bisa mengembangkan dirinya," kata anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.
Danang menambahkan DPRD Sleman selalu berkomitmen untuk mewujudkan kesetaraan gender dan menghapuskan kekerasan bagi perempuan dan anak. Tahun 2017 lalu, DPRD Sleman telah memproduksi satu peraturan daerah yang mengatur hal ini, yaitu Perda Sleman No. 2/2017 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.
Diakuinya, pembangunan di Kabupaten Sleman belum sepenuhnya pro-perempuan. Namun, ia mengaku akan terus mengupayakan hal itu terwujud. "Termasuk soal RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yang masih diproses di pemerintah pusat, kami di daerah sifatnya masih menunggu," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

80 Persen Lebih Warga Gaza Mengungsi Sejak Serangan Israel 7 Oktober
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Alternatif ke Gunungkidul Dibuka saat Nataru, Tanpa Lewat Tanjakan Piyungan-Patuk
- Ade Armando Singgung Politik Dinasti di Jogja, Massa Aksi Ancam Copot Semua Baliho PSI di DIY
- Ratusan Mobil Angkutan Barang Terjaring Razia di Perbatasan Jogja
- Sempat Dianggap Hama, Bunga Amarilis Patuk Kini Jadi Primadona Wisatawan
- Tanggapi Video Ade Armando, DPRD DIY : Rendahkan dan Lukai Rakyat Jogja
Advertisement
Advertisement