Advertisement

Seorang Laki-laki Tewas di Perlintasan Kereta

Hery Setiawan (ST 18)
Sabtu, 25 Juli 2020 - 23:47 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Seorang Laki-laki Tewas di Perlintasan Kereta Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN - Seorang laki-laki ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di perlintasan kereta api, Dusun Gowok, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Sleman. Penyebab kematiannya diduga karena tertabrak kereta api yang sedang melintas.

Saat harianjogja.com tiba di lokasi kejadian, jenazah sudah diangkut oleh petugas dari PMI Kota Yogyakarta ke Rumah Sakit Bhayangkara. Namun, sejumlah warga setempat masih ada di dekat lokasi kejadian. Salah satunya Riyanto, 39. Kepada harianjogja.com ia ceritakan kronologi kejadian.

Advertisement

Sabtu, (25/7/2020) sekitar pukul 19.15 WIB, petugas palang pintu kereta api Sorowajan mendapat laporan dari masinis kereta yang melaju dari arah timur bahwa ada dugaan seseorang tertabrak kereta. Petugas palang pintu pun langsung melakukan penyisiran ke lokasi kejadian.

Sesampainya di Dusun Gowok, warga setempat turut membantu penyisiran. Awalnya, ditemukan sepotong tulang berukuran ibu jari. Penyisiran pun terus dilakukan hingga mencapai jarak 200 meter dari Dusun Gowok. Beberapa potongan tubuh pun satu per satu ditemukan.

"Pertama itu nemu telapak kaki. Setelah itu paha. Terus semakin ke timur ketemu potongan setengah badan dan jeroan. Lokasi TKP kira-kira 200 meter dari sini [Dusun Gowok]. Masuknya wilayah Banguntapan," katanya.

Menurut pengamatan Riyanto, jenazah laki-laki tersebut usianya sekitar 45 tahun. Sementara untuk data pribadi berupa nama dan alamat belum dapat dipastikan. Sampai berita ini ditulis harianjogja.com belum mendapatkan informasi lebih lanjut dari pihak kepolisian.

Namun Riyanto sempat mendengar kabar dari warga setempat bahwa kejadian ada seorang laki-laki mondar-mandir di perlintasan kereta api.

Riyanto juga menuturkan bahwa di sepanjang perlintasan kereta api wilayah Sorowajan dan Gowok memang kerap ditemukan tubuh tak bernyawa. Rata-rata disebabkan karena bunuh diri dengan menabrakan diri ke kereta api yang tengah melintas. Hal tersebut sering terjadi dari tahun 1990-an hingga 2000-an. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement