Advertisement
Kebijakan Pembelajaran Daring & Merdeka Belajar Mulai Disorot

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Perkumpulan Keluarga Besar Taman Siswa (PKBTS) menilai pentingnya harmonisasi penerapan ajaran Ki Hadjar Dewantara dalam program Belajar di Rumah atau pembelajaran daring yang saat ini berjalan. Agar siswa tidak hanya mendapatkan materi pelajar melalui teknologi namun juga memiliki kehalusan budi pekerti dan tidak menghilangkan nilai budaya bangsa.
Ketua Pengurus Pusat PKBTS Profesor Cahyono menyatakan program sekolah dari rumah pada masa pandemi corona perlu diseimbangkan dengan harmonisasi tri pusat pendidikan dalam hal ini lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Ajaran Ki Hajar Dewantara ini menurutnya harus tetap menjiwai pelaksanaan pendidikan meski pun antara guru dan murid tidak bisa tatap muka secara langsung.
Advertisement
BACA JUGA : Rektor Perguruan Tinggi di Jogja Pertanyakan Kebijakan
"Serta melalui pendidikan semesta bahwa setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah pamong, sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara," ungkapnya dalam diskusi tentang Pancasila & UUD 1945 yang bertajuk Ki Hadjar Dewantara, Mata Air Kebangsaan, Sabtu (25/7/2020).
Sehingga penggunaan teknologi infomasi, untuk pembelajaran daring pada masa darurat Covid-19 sebaiknya harus mampu mengasah kecerdasan otak, kehalusan budi pekerti dan ketrampilan tangan. Menurutnya melalui sistem among dengan pola momong bisa menjadi penyeimbang dengan pembelajaran jarak jauh.
"Harus diimbangi ngemong dan among secara asah, asih, asuh untuk mengolah cipta, rasa, karsa melalui wiraga, wirama, wirasa sehingga pendidikan tidak menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan, kebudayaan, budi pekerti, kebangsaan dan peradaban luhur nusantara," katanya.
BACA JUGA : Nadiem Makarim Terapkan Kemerdekaan Belajar, Mahasiswa
Para pamong belajar senior ini juga menyorot soal program Mendikbud Merdeka Belajar, yang seharusnya diterapkan dengan tetap berpegang pada unggulan budaya nusantara dan rasa tanggung jawab. Sehingga melalui pengembangan para siswa diseimbangkan antara pikiran dan raga yang merdeka sesuai bakat, talenta serta hobi setiap siswa. "Artinya tidak harus mengacu pada sistem luar negeri yang cenderung merdeka tanpa batas," ujarnya.
Pembina PKBTS Idham Samawi sepakat bahwa pendidikan yang saat ini berjalan harus sesuai dengan akar budaya bangsa. Anggota MPR RI ini mengapresiasi Taman Siswa yang tetap mempertahankan nilai luhur bangsa dalam ruh pendidikan. Mengingat saat ini banyak generasi muda yang jika tidak diarahkan dengan baik, mereka lebih menyenangi budaya barat daripada budaya lokal.
"Kita masih memiliki pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang keberadaannya harus terus dipertahankan, anak muda jangan sampai kehilangan jati diri bangsa kita," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

TNI Sterilkan Lokasi Ledakan Amunisi di Garut dari Masyarakat Sipil
Advertisement

Destinasi Kepulauan Seribu Ramai Dikunjungi Wisatawan, Ini Tarif Penyeberangannya
Advertisement
Berita Populer
- Cerita Guru Honorer di Sleman Korban Mafia Tanah, 12 Tahun Perjuangkan Sertifikat Tak Kunjung Dapat
- Kementerian Pekerjaan Umum Mengecek Persiapan Taman Siswa Jadi Sekolah Rakyat
- Belum Ada Sekolah Rakyat di Kulonprogo, Dinsos PPA Tetap Fasilitasi Masyarakat yang Ingin Daftar
- Beberapa Kerusakan Ditemukan di Stadion Maguwoharjo Seusai Event Komunitas Motor
- Lima Narapidana di DIY Dapat Remisi Khusus Waisak
Advertisement