Advertisement

Kepala BBTKLPP Yogyakarta Rombak Sistem Kerja demi Hadapi Pandemi

Salsabila Annisa Azmi
Senin, 10 Agustus 2020 - 21:47 WIB
Arief Junianto
Kepala BBTKLPP Yogyakarta Rombak Sistem Kerja demi Hadapi Pandemi Irene (kanan) bersama staf laboratorium dan Dekan FKKMK UGM Ova Emilia (kedua dari kanan). - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Selama masa pandemi Covid-19, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) di sejumlah daerah berperan sebagai ujung tombak. Sebagai orang nomor satu di BBTKLPP Yogyakarta, perempuan bernama Irene ini wajib bergerak cepat memperbaiki sistem kerja serta menyemangati staf yang bekerja tanpa libur untuk mengerjakan 1.000 sampel swab test.Sejak 17 Maret 2020, BBTKLPP Yogyakarta ditunjuk menjadi balai yang menerima sampel swab test Covid-19. Irene yang baru tiga tahun menjabat sebagai Kepala BBTKLPP Yogyakarta awalnya kebingungan.

Saat masih bertugas di Dinas Kesehatan Sumatera Barat, perempuan berusia 42 tahun itu memang pernah menangani gempa dan tsunami di Padang yang memakan ratusan korban luka. "Saya juga pernah ikut tim penanganan wabah flu burung. Tapi ini jauh lebih rumit karena selain belum ada obat dan vaksin, sifat penyebaran virus belum jelas," kata Irene kepada Harianjogja.com, Kamis (30/7/2020).

Advertisement

Pada pertengahan Maret, jumlah sampel test yang masuk ke laboratorium Bio Safety Level (BSL) 2 melonjak. Irene sempat merasa dilema karena di tengah lonjakan pekerjaan itu, dia tidak bisa menghentikan aktivitas di laboratorium lingkungan. Pasalnya sampel tes uji air, limbah dan udara masih terus berdatangan.

Irene langsung cepat tanggap merombak sistem kerja para staf laboratorium BSL 2. Dengan keterbatasan tenaga, Irene cermat membagi staf di dua laboratorium agar fungsi balai bisa berjalan seluruhnya dengan sejajar.

"Harus jeli mengamati siapa saja staf yang bisa bekerja di laboratorium penyakit untuk mengerjakan sampel tes," kata Irene.

Akan tetapi dengan kapasitas laboratorium penyakit yang hanya memiliki satu mesin PCR dan peralatan terbatas, suasana laboratorium sempat kalang kabut karena kewalahan. Pasalnya BBTKLPP Yogyakarta tak hanya menerima sampel dari DIY.

Banyak laboratorium rumah sakit-rumah sakit di Jawa Tengah yang overload sehingga terpaksa mengirimkan sampel swab test pasien mereka ke BBTKLPP Yogyakarta.

Padahal laboratorium-laboratorium itu fokus di pemeriksaan Covid-19, tidak seperti kami yang juga menangani soal lingkungan. Akan tetapi itu saja mereka sudah pada kewalahan melakukan pemeriksaan sampel. “Akhirnya pada Juni kami beli lagi satu mesin PCR,” kata Irene.

Setiap hari staf laboratorium BBTKLPP Yogyakarta, kata Irene, harus me-running 10 batch sampel Covid-19, di mana setiap batch berisi 96 sampel yang diperiksa. Dengan dua unit peranti PCR, maka masing-masing mesin bekerja untuk lima batch. “Proses hingga keluar hasil untuk satu batch sampel, membutuhkan waktu hingga tiga jam,” ucap dia.

 

Rombak Sif

Itulah sebabnya, Irene sontak merombak sistem kerja staf laboratorium demi memenuhi target pemeriksaan sampel tes Covid-19. Staf yang tadinya bisa menikmati hari libur setiap Sabtu dan Minggu, diberi penjelasan bahwa mereka tidak bisa libur. Sistem sif kerja pun diberlakukan.

Awalnya Irene butuh memastikan komitmen semua staf laboratorium penyakit yang berjumlah 30 orang itu. Dia meyakinkan mereka bahwa perubahan sistem kerja harus dilakukan karena balai merupakan ujung tombak proses tracing kasus Covid-19.

“Saya butuh komitmen mereka dan bantuan mereka. Kalau hanya saya yang tentukan target, tidak akan berjalan. Untungnya anak-anak [staf laboratorium] pada semangat kerjanya. Bahkan saat Idulfitri mereka tetap kerja bergantian dengan yang tidak merayakan Salat Id,” kata Irene.

Dia menjelaskan target harian yang ditetapkan pusat terus naik seiring dengan kapasitas mesin PCR yang bertambah dan proses tracing masif dari kota dan kabupaten. Oleh karena itu, Irene mengejar target 1.000 hasil tes selesai dalam waktu satu hari.

Lantaran mustahil menambah tenaga kerja. Irene pun langsung putar otak mengatur strategi. Dia menetapkan dua sif kerja dengan jangka waktu yang lebih panjang. Sif pertama mulai bekerja pada pukul 06.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, sif kedua melanjutkan pekerjaan sif pertama hingga pukul 24.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement