Advertisement
Di Tengah Pandemi, Warga Gunungkidul Tetap Gelar Rasulan dengan Protokol Kesehatan

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Warga Dusun Plumbungan, Kalurahan Putat, Kapanewon Patuk, Gunungkidul menggelar tradisi rasulan atau bersih desa, Senin (10/8/2020). Di tengah pandemi Covid-19, penyelenggara tradisi ini tetap mengacu pada protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus Corona.
Kepala Dusun Plumbungan, Sulistyo, mengatakan bersih desa berjalan lancar dari awal sampai akhir acara. Kegiatan ini merupakan bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia yang diberikan dan juga sebagai pengharapan agar kehidupan mendatang bisa lebih lagi, terutama menyangkut masalah hasil pertanian.
Advertisement
“Ini sebagai bentuk syukur kepala Allah SWT. Lewat kegiatan rasulan, kami juga meminta berkah atas hasil pertanian yang lebih baik lagi,” kata Sulis kepada wartawan, Senin.
BACA JUGA: Dilaporkan Terkait Konten Covid-19, Anji Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya
Menurut dia, penyelenggaraan sekarang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena pandemi. Biasanya, kata Sulis, di setiap rasulan ada kirab budaya lengkap dengan gunungan hasil bumi. Namun, tahun ini prosesi itu ditiadakan dan rasulan hanya diisi pembagian nasi kenduri yang berasal dari warga dusun.
“Nasi beserta ingkung ayam berasal dari masyarakat. Setelah acara kenduri selesai langsung dibagikan kembali. Ini dikarenakan sebagai bagian dari berbagi bersama antar masyarakat,” ungkapnya.
BACA JUGA: Midodareni di Solo Diserang Massa Atas Nama Agama, Ini Pernyataan Gusdurian
Dia pun memastikan penyelenggaran rasulan menerapkan protokol kesehatan. Setia warga yang datang ke balai dusun diminta untuk cuci tangan dan wajib menggunakan masker. Selain itu, warga juga dicek suhu badannya sebelum ke acara kenduri. “Kami tetap menaati imbauan pemerintah untuk disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan,” katanya.
Salah seorang warga Plumbungan, Ranto Wiyatno, mengaku senang karena rasulan yang digelar setiap tahun bisa tetap terlaksana.
Menurut dia, penyelenggaraan ini merupakan tradisi yang sudah berlangsung sejak lama. Ranto pun hanya bisa berharap agar pandemi bisa segera berlalu sehingga kehidupan di masyarakat bisa kembali normal seperti semula. “Mudah-mudahan wabah bisa berakhir dan kehidupan bisa normal lagi. Adanya Corona sangat berdampak di masyarakat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Gempa Bumi Magnitudo 4,0 Guncang Jogja Jumat Pagi Ini, Dirasakan hingga Wonogiri dan Pacitan
- Jadwal DAMRI Jogja ke Semarang Hari Ini, Jumat 11 Juli 2025
- Jadwal Bus Sinar Jaya, Jumat 11 Juli 2025 (Malioboro Jogja-Pantai Parangtritis Bantul dan Pantai Baron Gunungkidul)
- Kemendagri Terbitkan Izin Pelantikan JPT Pratama di Lingkup Kabupaten Sleman
- Kalender Event di Jogja, Jumat 11 Juli 2025
Advertisement
Advertisement