Kontraksi Ekonomi DIY Akibat Corona Terparah Ketiga di Indonesia
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Kontraksi pertumbuhan ekonomi DIY triwulan kedua 2020 tercatat ketiga tertinggi di Indonesia, setelah Bali dan Jakarta. Berbagai stimulus diharapkan dapag mendongkrak pertumbuhan ekonomi di triwulan ketiga.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Tri Saktiyana, menjelaskan kontraksi di tiga daerah ini tertinggi karena ekonominya berbasis kerumunan. "DIY baling-baling ekonominya pendidikan dan pariwisata, semuanya berbasis kerumunan," ujarnya, Selasa (1/9/2020).
Advertisement
Begitu pula Jakarta dan Bali yang sama-sama roda ekonominya digerakkan oleh kerumunan. Sehingga menurutnya logis jika di masa pandemi Covid-19 dimana kerumunan adalah hal yang harus dihindari, ketiga daerah ini menempati posisi teratas dalam kontraksi ekonomi dan perlu mendapat perhatian.
"Untuk itu tentu Presiden memberi banyak stimulus, di sisi stimulus untuk mendongkrak kobsumsinya. Kami juga siap memberi stimulus itu termasuk di sisi produksinya, seperti industri pengolahan, pertanian, siap utk berproduksi normal," katanya.
Dengan stimulus berupa bansos yang sudah diberikan selama ini, ia melihat sudah cukup menggerakkan ekonomi masyarakat. Daya beli masyarakat terangkat dan produk lokal menjadi laku khususnya untuk pangan dan sandang.
Adapun untuk pariwisata juga dipersiapkan dengan tata cara yang aman, seperti penggunaan teknologi Jogja Pass, menjadi salah satu cara agar pariwisata tidak gegabah asal banyak kunjungan namun protokol kesehatan dan pendataan terabaikan.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata DIY, meminta agar mengejar wisatawan kualitatif bukannya kuantitatif. "Wisatawan kualitatif mungkin tarifnya bisa ditingkatkan, misal diml Mangunan masak cuma Rp3.000 dengan objek sebagus itu," katanya.
Kontraksi pertumbuhan ekonomi DIY Triwulan dua 2020 sebesar -6,74%, lebih tinggi dari kontraksi nasional sebesar -5,32%. Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji, mengakui untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi cukup berat karena sebelumnya pertumbuhan ekonomi DIY mencapai 6%.
Ia berharap dengan dibukanya kembali wisata meski perlahan, dapat menggerakkan ekonomi seperti di perhotelan, kuliner, destinasi wisata dan lainnya. "Harapannya ekonomi minus jadi plus. Tapi harus jalan bareng ekonomi dan kesehatan," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kena OTT KPK, Gubernur Bengkulu Dibawa ke Jakarta untuk Pemeriksaan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pelaku Praktik Politik Uang Bakal Ditindak Tegas Polres Kulonprogo, Ini Hukumannya
- 3 Alasan Relawan Bolone Mase Mendukung Penuh Kustini - Sukamto di Pilkada Sleman
- KPU Bantul Petakan TPS Rawan Bencana Hidrometeorologi, Ini Lokasinya
- Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda, Kementerian Kebudayaan Gelar Indonesia ICH Festival di Jogja
- Kampanye Pilkada Kulonprogo Rampung, Logistik Siap Dikirim
Advertisement
Advertisement