Advertisement
Seorang Pedagang Meninggal Terkonfirmasi Positif Covid-19, Malioboro Belum Akan Ditutup

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Seorang pedagang kaki lima [PKL] Malioboro meninggal dunia. Hasil tes usap atau swab juga menunjukan bahwa yang bersangkutan dinyatakan positif Covid - 19. Kabar ini baru disampaikan Gugus Tugas Covid - 19 Kota Jogja dua hari setelah PKL tersebut meninggal.
Ketua Harian Gugus Tugas Covid -19 Kota Jogja, Heroe Poerwadi menjelaskan bahwa PKL tersebut biasa berjualan tas dan dompet di Jalan Malioboro. Lebih tepatnya di zona tiga (halte Trans Jogja 2 hingga Suryatmajan.
Advertisement
Baca juga: Pedagang di Malioboro Meninggal Dunia Setelah Terinfeksi Corona
Sejak tanggal 20 hingga 26 Agustus 2020, kata Heroe PKL tersebut masih aktif berjualan. Sehari kemudian, aktivitas jualannya libur lantaran sakit, demam, lemas, dan batuk. PKL itu pun memilih tinggal di rumah.
Selasa (1/9/2020), PKL itu memeriksakan diri ke puskesmas. Lalu, sehari setelahnya dibawa ke rumah sakit sekaligus menjalani rapid test. Hasilnya menunjukan reaktif.
“Tanggal 4 [hari Jum’at] hasil swab keluar konfirmasi positif. Meninggal sore harinya dan dimakamkan malam itu juga di Malioboro,” kata Heroe, Minggu, (6/9/2020).
Baca juga: Remaja di Bantul Terbang Terbawa Layang-Layang, Jatuh & Dilarikan ke RS
Jum’at malam, (4/9/2020), Gugus Tugas Covid - 19 melaksanakan proses tracing terhadap PKL yang berdekatan dan berjualan di dua ruas zona tiga Malioboro. Tracing juga dilakukan terhadap keluarga serta warga sekitar tempat tinggalnya di wilayah Suryatmajan, Kecamatan Danurejan, Jogja.
Hasilnya, sebanyak tujuh anggota keluarga yang kontak erat. Sementara untuk PKL ada 12 orang. Mereka semua, katanya telah diminta untuk isolasi dan diliburkan untuk sementara.
Satu di delapan PKL tersebut adalah seorang Ibu berumur 68 tahun. Usia itu terbilang berisiko mengalami penularan. Terlebih, lokasi ia berjualan berdekatan dengan PKL yang baru saja meninggal dan dikonfirmasi positif Covid - 19.
Belum ada kebijakan khusus pasca ditemukan kasus positif pada PKL Malioboro. Kendati meliburkan delapan PKL tadi, PKL Malioboro lainnya masih diperbolehkan berjualan. Batas pengunjung sebanyak 500 orang tiap zonanya juga belum diturunkan. “Nunggu [hasil] tracing dan datanya,” kata Heroe.
Opsi penutupan Malioboro untuk sementara juga belum mendapat perhatian. Heroe beralasan bahwa kebijakan itu baru akan diambil setelah hasil tracing keluar.
“Belum ada rencana, kita masih menunggu hasil tracing. Semua kebijakan diambil setelah hasil tracing dan data-data lainnya didapatkan,” katanya.
Sekedar catatan, pada periode 18 hingga 27 Agustus ada total 30.116 pengunjung yang bertandang ke Malioboro. Angka tersebut berasal dari data yang terisi melalui QR code di lima zona. Khusus yang masuk zona tiga jumlahnya mencapai 3.698 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Satgas Pangan Polri Tindaklanjuti Terkait Dugaan 212 Produsen Beras Nakal, Empat Orang Diperiksa
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kasus Pelecehan Anak di Kasihan Dilaporkan ke Polres Bantul, Korban Siswi Berusia 6 Tahun
- Siapkan Surat-Surat! Polres Bantul Gelar Operasi Patuh Progo 14-27 Juli 2025
- Embarkasi Haji DIY di Kulonprogo Ditarget Beroperasi Tahun Depan
- Tiga Koperasi Desa Merah Putih di Sleman Sebagai Percontoan Nasional Siap Diluncurkan
- 4 Juta Wisatawan Melancong ke Sleman Selama Enam Bulan 2025, Candi Prambanan dan Kaliurang Masih Primadona
Advertisement
Advertisement