Advertisement

Saluran Irigasi Van der Wijck Dimatikan Sementara, Bagaimana Nasib 4.000 Hektare Lahan di Sleman?

Lajeng Padmaratri
Senin, 05 Oktober 2020 - 20:27 WIB
Bhekti Suryani
Saluran Irigasi Van der Wijck Dimatikan Sementara, Bagaimana Nasib 4.000 Hektare Lahan di Sleman? Ilustrasi saluran irigasi. /Solopos - Burhan Aris Nugraha

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP-ESDM) DIY mematikan saluran irigasi Van der Wijck di Kabupaten Sleman selama dua minggu terhitung sejak 4-18 Oktober. Selama irigasi ini dimatikan, petani diharapkan menyesuaikan masa tanamnya.

Kepala DPUP-ESDM DIY, Hananto Hadi Purnomo menyebut pematian total saluran irigasi ini dimaksudkan untuk pemeliharaan sistem jaringan. Pematian ini menurutnya sudah dikomunikasikan dengan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman jauh-jauh hari.

Advertisement

"Tidak akan berpengaruh terhadap kegiatan pertanian karena sudah disesuaikan dengan kebutuhan petani akan air. Petani juga sudah tahu kapan mereka harus tanam, disesuaikan dengan jadwal pemeliharaan jaringan yang sudah disepakati," jelas Hananto ketika dihubungi wartawan pada Senin (5/10/2020).

Terpisah, Kepala DP3 Sleman, Heru Saptono membenarkan adanya pemeliharaan saluran ini. Ia telah melakukan sosialisasi kepada petani yang memanfaatkan saluran irigasi ini sejak sebelumnya bersama pihak kapanewon. Menurutnya, ada tiga kapanewon yang memanfaatkan saluran irigasi ini untuk lahan pertanian, yaitu Kapanewon Minggir, Moyudan, dan Tempel.

"Yang memanfaatkan sekitar 4.000 hektare. Kami sudah sosialisasi ke kelompok tanaman pangan dan kelompok perikanan," ujarnya.

Heru menyebut selama pematian total saluran irigasi ini, petani yang terdampak bisa memanfaatkan sumber dari air hujan maupun sumber lain. Namun, lantaran sudah dilakukan sosialisasi sebelumnya, menurutnya petani akan menyesuaikan masa tanamnya.

"Misalnya semula tanam padi, tanam padinya mundur atau tanam palawija. Bagi yang memanfaatkan untuk perikanan, monggo diganti jenis ikan yang tidak banyak menggunakan air seperti lele atau gurami," kata Heru.

BACA JUGA: Tidak Sampai 2 Menit Sejumlah Partai Ini Langsung Setujui RUU Cipta Kerja

Menurutnya selama ini pemeliharaan saluran irigasi Van der Wijck belum terjadwal dengan baik. Setelah ini, pihaknya berkoordinasi dengan DPUP-ESDM DIY akan menjadwalkan rutin untuk pemeliharaan jaringan setiap bulan Oktober, sehingga petani dapat lebih menyesuaikan diri terhadap aktivitas pertanian dan perikanan yang memanfaatkan jaringan ini.

"Ini akan jadi agenda rutin. Sehingga masyarakat itu tidak kaget lagi. Pokoknya kalau ada pemeliharaan, waktunya Oktober. Sehingga masyarakat sejak awal tahu, oh Oktober akan dilakukan pembenahan. Karena salurannya sudah berumur puluhan tahun, supaya berfungsi baik perlu dipelihara," urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement