Advertisement
Penderita HIV/AIDS di Gunungkidul Tambah 37
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Jumlah penderita HIV/AIDS di Gunungkidul terus bertambah. Hingga triwulan ketiga 2020, ada tambahan 37 kasus, dengan rincian 29 kasus HIV dan delapan kasus AIDS.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sumitro, mengatakan secara akumulatif hingga akhir September ada 396 kasus HIV dan 229 AIDS.
Advertisement
“Untuk triwulan keempat belum masuk karena masih pendataan. Hingga akhir September ada tambahan 29 kasus HIV dan delapan AIDS,” kata Sumitro kepada wartawan, Selasa (1/12).
BACA JUGA: Kepala Dinas Sosial Kota Jogja Meninggal Dunia karena Covid-19, Pemkot Berduka
Menurut dia, upaya pencegahan penularan akan terus dilakukan. Meski demikian, butuh partisipasi aktif dari masyarakat untuk menekan penyebaran. Sosialisasi penanganan HIV/AIDS menggunakan rumus ABCDE. A memiliki arti abstinence atau tidak melakukan hubungan seks secara bebas. Langkah ini dinilai efektif karena penularan HIV-AIDS salah satunya melalui hubungan badan.
B memiliki arti be faithful atau setia pasangan. “Berikutnya C atau use condom. Penggunaan alat kontrasepsi ini penting agar terhindar dari penularan HIV,” ungkapnya.
BACA JUGA: Umat Gaduh, Gus Mus: Tolong Para Ustaz Hadirkan Akhlaknya Rasulullah
Sementara itu, untuk D memiliki arti no drugs, dengan tidak mengonsumsi narkotika dan obat terlarang. Terakhir E memiliki arti early testing, early treatment. Sumitro mengatakan pelaksanaan tes awal melalui VCT menjadi cara mendeteksi apakah seseorang tertular virus atau tidak. “Kalau hasil tes positif, upaya perawatan bisa lebih cepat sehingga penanganan bisa maksimal,” katanya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty. Menurut dia, penderita HIV/AIDS berkaitan dengan pola perilaku manusia. Menurut dia, penularan terbesar di Gunungkidul berasal dari hubungan seksual. “Kami mengimbau kepada masyarakat untuk ikut partisipasi dalam upaya mencegah penularan, salah satunya dengan tidak melakukan seks bebas atau bergonta-ganti pasangan. Sedangkan bagi yang sudah tertular, kami patuh minum obat agar kualitas hidup tetap terjaga,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Makna Tradisi Syawalan, Ini Penjelasan Para Tokoh Lintas Agama
- Volume Sampah Lebaran Naik, TPA Piyungan Tidak Tambah Kuota Pembuangan
- 2 Pelaku Biang Onar Takbiran di Mergangsan Ditangkap
- Nilai Tukar Rupiah Melemah, Disperindag DIY Mewaspadai Kenaikan Harga Pangan
- Seusai Lebaran, Harga Cabai di Kota Jogja Anjlok Jadi Rp35.000 per Kilogram
Advertisement
Advertisement