Advertisement

Penderita HIV/AIDS di Gunungkidul Tambah 37

David Kurniawan
Selasa, 01 Desember 2020 - 18:07 WIB
Budi Cahyana
Penderita HIV/AIDS di Gunungkidul Tambah 37 Ilustrasi HIV/AIDS. - JIBI/Dok

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Jumlah penderita HIV/AIDS di Gunungkidul terus bertambah. Hingga triwulan ketiga 2020, ada tambahan 37 kasus, dengan rincian 29 kasus HIV dan delapan kasus AIDS.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sumitro, mengatakan secara akumulatif hingga akhir September ada 396 kasus HIV dan 229 AIDS.

Advertisement

“Untuk triwulan keempat belum masuk karena masih pendataan. Hingga akhir September ada tambahan 29 kasus HIV dan delapan AIDS,” kata Sumitro kepada wartawan, Selasa (1/12).

BACA JUGA: Kepala Dinas Sosial Kota Jogja Meninggal Dunia karena Covid-19, Pemkot Berduka

Menurut dia, upaya pencegahan penularan akan terus dilakukan. Meski demikian, butuh partisipasi aktif dari masyarakat untuk menekan penyebaran. Sosialisasi penanganan HIV/AIDS menggunakan rumus ABCDE. A memiliki arti abstinence atau tidak melakukan hubungan seks secara bebas. Langkah ini dinilai efektif karena penularan HIV-AIDS salah satunya melalui hubungan badan.

B memiliki arti be faithful atau setia pasangan. “Berikutnya C atau use condom. Penggunaan alat kontrasepsi ini penting agar terhindar dari penularan HIV,” ungkapnya.

BACA JUGA: Umat Gaduh, Gus Mus: Tolong Para Ustaz Hadirkan Akhlaknya Rasulullah

Sementara itu, untuk D memiliki arti no drugs, dengan tidak mengonsumsi narkotika dan obat terlarang. Terakhir E memiliki arti early testing, early treatment. Sumitro mengatakan pelaksanaan tes awal melalui VCT menjadi cara mendeteksi apakah seseorang tertular virus atau tidak. “Kalau hasil tes positif, upaya perawatan bisa lebih cepat sehingga penanganan bisa maksimal,” katanya.

Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty. Menurut dia, penderita HIV/AIDS berkaitan dengan pola perilaku manusia. Menurut dia, penularan terbesar di Gunungkidul berasal dari hubungan seksual. “Kami mengimbau kepada masyarakat untuk ikut partisipasi dalam upaya mencegah penularan, salah satunya dengan tidak melakukan seks bebas atau bergonta-ganti pasangan. Sedangkan bagi yang sudah tertular, kami patuh minum obat agar kualitas hidup tetap terjaga,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Tujuh Anggota Kelompok Teroris Ditangkap Densus 88

News
| Kamis, 18 April 2024, 11:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement