Advertisement

Promo November

NU dan Muhammadiyah Minta Masyarakat Taati Protokol Kesehatan

Media Digital
Rabu, 02 Desember 2020 - 18:27 WIB
Bhekti Suryani
NU dan Muhammadiyah Minta Masyarakat Taati Protokol Kesehatan Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaning Astutie-Harian Jogja - Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Dua organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU)mengajak masyarakat untuk menaati protokol kesehatan (Prokes) agar penularan Covid-19 bisa ditekan. Masyarakat diminta untuk menaati Prokes dengan dengan menerapkan 4 M atau memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.

Imbauan ini dilakukan karena angka positif Covid-19 akhir-akhir ini meningkat dengan pesat. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY Fahmi Idris, Senin (30/11/2020) mengatakan, NU DIY sudah mengeluarkan edaran ke cabang dan ranting NU di DIY agar lebih ketat menerapkan Prokes. Ia juga menghimbau agar mengurangi kegiatan yang mengumpulkan orang banyak.

Advertisement

“Kalaupun harus mengumpulkan orang dalam jumlah banyak, maka panitia harus menerapkan Prokes dengan ketat agar tidak menjadi klaster baru,” katanya.

Sebetulnya, kata Fahmi, Prokes ketika melakukan pengajian ini sudah diterapkan dengan baik oleh NU. Tetapi karena tradisi NU yang begitu menghormati kiai, maka ketika kiai datang mereka akan berebut salaman. Padahal ketika pengajian, posisi duduk sudah berjarak, mereka juga datang tidak bergerombol, memakai masker dan juga mencuci tangan.
Fahmi minta ketika mengadakan pengajian dan kiai datang, masyarakat tidak usah bersalaman dulu karena biasanya karena ingin salaman dengan kiai maka mereka berebut dan lupa dengan prokes. Nanti kalau pandemi sudah berlalu, salaman dengan kiai tidak masalah.

Hal senada diungkapkan Gita Danu Pranata, Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY). Saat ini memang kasus positif Covid–19 terus meningkat. Untuk itu pihaknya terus melakukan edukasi dan imbauan ke masyarakat agar taat Prokes. “Tidak hanya dengna membuat surat edaran, tetapi kami juga membuat video dan bahkan melakukan sosialisasi secara langsung terkait Prokes ini,” jelasnya.

Dia berharap dengan imbauan dan edukasi yang terus menerus terkait Covid-19 ini akan membuat masyakarat semakin sadar dan taat pada Prokes. Bahkan Muhammadiyah juga membuat tempat isolasi untuk Covid-19. Diinisiasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, tempat yang disebut Pesantren Covid-19 itu jadi tempat isolasi khusus Orang Tanpa Gejala (OTG).

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DIY Endang Pamungkas Siwi mengatakan, saat ini kewaspadaan masyarakat terhadap Covid-19 mulai turun. Hal ini terutama pada masyarakat yang tidak rentan. Berdasarkan survei yang dilakukan Dinkes, terlihat adanya peningkatan terhadap pandangan masyarakat terhadap Covid-19. Saat ini 37% masyarakat DIY yang disurvei merasa bahwa Covid-19 tidak bahaya. Padahal pada survei sebelumnya hanya 29% masyarakat yang menganggap hal ini. Artinya terjadi kenaikan sekitar 8%.
Untuk itu, Siwi meminta agar masyarakat tetap menerapkan 4 M dengan ketat. “Masyarakat harus taat Prokes,” tegasnya.

Vaksin
Terkait dengan vaksin, Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, drg Pembajun Setyaning Astutie mengatakan, DIY direncanakan akan mendapat jatah 2,2 juta vaksin. Tetapi angka itu bisa bertambah sambil menunggu perkembangan ke depannya.
Menurut Pembayun, vaksin ini akan diberikan untuk orang yang sehat.

“Nanti kami juga akan melakukan sosialisasi, tetapi untuk saat ini kami sedang melatih tim nakes untuk vaksinator. Nantinya selain melakukan vaksin, vaksinator juga bisa memberikan penjelasan tentang vaksin,” kata Pembajun.

Vaksin, lanjut Pembajun, merupakan bibit penyakit yang sudah dilemahkan. Layaknya imunisasi lain, vaksinasi tujuannya agar tubuh mengenal virus tersebut dan bisa membuat antibodi sendiri. Sehingga ketika virus datang antibodi tersebut sudah mengenal dan akan membunuh virus tersebut.

Nantinya, ketika semua sudah divaksin, atau paling tidak 85% populasi sudah divaksin akan terjadi herd immunity atau kekebalan masyarakat. Jadi kalau penyakit datang tidak akan terjadi penularan. “Tetapi kami tetap menghimbau, meski vaksin sudah dilakukan, penerapan protokol kesehatan tetap harus dilakukan,” tegasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement