Advertisement
Hujan Lebat Sebabkan Longsor di Sejumlah Titik di Bantul

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL- Hujan lebat yang terjadi sejak Selasa hingga Kamis (29-31/12/2020) menyebabkan tanah longsor di sejumlah titik. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun material longsor sempat menimpa rumah dan menutup akses jalan.
Data dari Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Bantul menyebutkan, tanah longsor terjadi wilayah Kecamatan Piyunga, Imogiri, dan Pleret. Manajer Pusat Pengendalian Operasional BPBD Bantul, Aka Luk Luk mengatakan longsor di Piyungan terjadi dua lokasi, di Selopamioro empat titik, dan di Pleret satu titik.
Advertisement
Material longsor sempat menimpa rumah, tempat usaha, dan menutup akses jalan. “Tapi tidak ada korban jiwa,” kata Aka, Kamis (31/12/2020).
Baca juga: Ketua Satgas Covid-19 Tegaskan Tenaga Kesehatan Wajib Mendapat Libur
Kepala Desa Selopamioro, Sugeng Suryanto mengatakan tanah longsor yang terjadi di wilayahnya ada di Dusun Kajor Kulon, Kajor Wetan, Siluk I, dan Kedungjati. Selain longsor ada juga beberapa pohon yang tumbang, namun sudah selesai diatasi oleh sejumlah sukarelawan dan warga. “Longsor diakibatkan hujan deras sejak Rabu pagi,” kata Sugeng.
Kepala BPBD Bantul, Dwi Darwanto sebelumnya mengatakan pihaknya sudah menyiapkan posko siaga banjir dan tanah longsor atau Bansor selama musim penghujan ini. Posko tersebut siaga 24 jam dengan penjagaan melibatkan relawan bencana dan warga sekitar. Posko yan dipusatkan di desa-desa rawan Bansor itu memantau dan melaporkan setiap peristiwa yang terjadi.
“Musim hujan ini lebih ekstrim karena disertai fenomena La Nina. Maka poteni bencana perlu diwaspadai mulai dari potensi banjir, tanah longsor, sampai pohon tumbang. Khusus poteni banjir dan longsor ada poko khusus di desa-desa,” kata Dwi.
Baca juga: 2021, Pemerintah Akan Fokus Vaksinasi Covid-19 Nasional
Lebih lanjut Dwi mengatakan beberapa wilayah yang rawan banjir dan tanah longsor ada di Sumbermulyo Bambanglipuro, Banguntapan Banguntapan, Mangunan Dlingo, Jatimulyo Dlingo, Girirejo Imogiri, Wukirsari Imogiri, Selopamioro Imogiri, Trimulyo Jetis, dan Tirtonirmolo Kasihan.
Kemudian Parangtritis Kretek, Donotirto Kretek, Srimulyo Piyungan, Sitimulyo Piyungan, Wonolelo Pleret, Pleret Pleret, Seloharjo Pundong, Gadinsari Sanden, Pajangan Sedayu, Bangunharjo Sewon, Pendowoharjo Sewon, dan Poncosari Srandakan. Wilayah-wilayah rawan luapan sungai Winongo, Gajahwong, Oya, Boyong, Code, Gawe, Opak, dan saluran irigasi.
Dwi mengatakan petugas pos pantau akan memantau kondisi ketinggian air setiap saat dan menginformasikan kepada posko utama di BPBD. Selain itu melalui pos pantau juga akan menyampaikan informasi terkait apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana banjir atau ada pergerakan tanah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Merespons Ancaman Tarif Trump, China: Ini Pemaksaan Ekonomi
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Kulonprogo Open Bidding Kepala Dinkes dan Kepala Dinsos, Ini Jadwal dan Syaratnya
- Pelatih Persiba Balikpapan Waspadai Kekuatan Pemain PSS Sleman
- Bupati Gunungkidul Siapkan 6 Program Prioritas di Tahun Depan
- Peserta KB Laki-laki di Sleman Naik Jadi 27 Persen
- DPRD DIY: Program MBG Harus Jadi Peluang Kelompok Tani Lokal
Advertisement
Advertisement