Advertisement
Perpanjangan PTKM Bikin Hotel dan Restoran di Bantul Mati Suri
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Perpanjangan masa Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) membuat sejumlah pengelola hotel dan restoran kelimpungan. Selama PTKM tahap pertama saja, kondisi hotel dan restoran di Bumi Projotamansari sudah mati suri karena tidak ada pengunjung.
“Kondisinya semakin parah, kami sudah mati suri,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bantul, Nurman Asmuni, Rabu (27/1/2021).
Advertisement
BACA JUGA: Geger, Bangkai Lumba-Lumba Ditemukan Membusuk di Pantai Trisik Kulonprogo
Nurman mengatakan ada 35 anggota PHRI yang aktif dan 75-an anggota PHRI pasif. Hampir semuanya mengandalkan rombongan wisatawan. Ketika ada kebijakan PTKM, kata dia, otomatis tidak ada pengunjung. Dia mencontohkan di Restoran Numani Jalan Parangtritis, Sewon, Bantul sudah tidak ada pengunjung sama sekali.
Manajemen Numani terpaksa merumahkan hampir semua dari total 52 karyawan. Sebanyak 12 karyawan yang masuk juga lebih banyak menganggur sehingga yang masuk hanya enam orang.
Para pedagang asongan yang selama ini menggantungkan ekonominya dari pengunjung Numani juga terimbas. Bahkan dia menyebut dalam sepekan ini ada empat pedagang asongan yang meninggal dunia. “Mungkin stres karena dagangan tidak laku walau pun sudah berkeliling kemana-mana,” kata Nurman.
Dia berharap pemerintah memikirkan kembali ekonomi masyarakat. Sebab berdasarkan hasil survei yang disampaikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, pemberlakukan PTKM hanya mampu menurunkan angka penularan Covid-19 sekitar 5%.
BACA JUGA: Luncuran Awan Panas Merapi ke Hulu Krasak dan Boyong
Saat ini pemerintah kembali memperpanjang masa PTKM dan hanya mengubah jam tutup operasional dari pukul 19.00 WIB menjadi pukul 20.00 WIB. Nurman memprediksi perpanjangan PTKM juga tidak akan banyak mengurangi jumlah penularan Covid-19 dan justru memperparah kondisi karena ekonomi juga anjlok.
“Seharusnya cukup dengan disiplin protokol kesehatan, tidak perlu ada pembatasan,” ucap Numani.
Wakil Manajer Restoran Numani, Rohani mengatakan penurunan omzet selama PTKM hampir mencapai 100%, “Karena tidak ada tamu sama sekali,” ucap dia.
Dia mengaku biaya operasional sudah tidak ada lagi. “Mudah-mudahan pemerintah mau mengubah aturan dengan memperketat protokol kesehatan saja tanpa adanya tes antigen buat wisata dan PTKM,” kata Rohani
Tidak hanya restoran dan hotel di bawah PHRI yang mati suri. Sejumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lainnya juga terdampak. Salah satunya para pedagang di sekitar objek wsiata.
Pengurus Pokdarwis Pantai Goa Cemara, Yatiman, mengatakan dari ratusan pedagang yang ada di Goa Cemara, hanya empat warung yang buka. “Hamapir semua tutup,” kata dia.
Menurut Yatiman, kondisi Goa Cemara sepi sejak pandemi Covid-19 dan diperparah dengan adanya kebijakan PTKM. Nyaris tidak ada pengunjung sama sekali ke pantai yang ada di barat pantai Samas tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Rupiah Melemah, Apindo Jateng Ancang-ancang Naikkan Harga Produk Manufaktur
- Sempat ke Ngawi, Penipu 2 Katering untuk Masjid Syeikh Zayed Solo Ditangkap
- Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, Satu Bocah Meninggal, Dua Selamat
- Rumah Sandra Dewi dan Harvey Moeis di Jakarta Barat Digeledah Kejaksaan Agung
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
- Tidak Berizin, Satpol PP Jogja Menyegel Empat Reklame Papan Nama Toko
- Duh, Desentralisasi Sampah DIY Mundur Lagi Menjadi Mei 2024
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement