2.595 Pekerja Kulonprogo Belum Mendapat Perlindungan Ketenagakerjaan

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO-- Sebanyak 2.595 pekerja di Bumi Binangun belum mendapatkan perlindungan ketenagakerjaan. Berdasarkan catatan dari Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Kulonprogo, jumlah tersebut tersebut berpotensi bertambah karena belum dilakukan pendataan semua pekerja.
Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja (HIPTK) Disnakertrans Kulonprogo, Arbingah Kartiningrum mengatakan dari total jumlah pekerja di Kulonprogo, masih ada sebanyak 2.595 pekerja yang belum mendapat perlindungan.
"Jumlah tersebut bisa lebih banyak karena dimungkinkan masih banyak pekerja atau perusahaan yang belum melaporkan. Perusahaan di Kulonprogo yang belum mendaftarkan perlindungan pekerja memang ada. Namun yang sudah terdaftar perlindungan BPJS ada sebanyak 12.965 orang," ujar Arbingah saya dikonfirmasi pada Rabu (17/2/2021).
Baca juga: Pantai Gunungkidul Diterjang Angin Kencang, 4 Warung Rusak Tertimpa Pohon
Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Disnakertrans, tidak sedikit perusahaan di Kulonprogo hanya mengikutsertakan perlindungan pekerjanya di beberapa tahapan. Seperti perlindungan jaminan kecelakaan dan kematian saja.
Dari data Disnakertrans Kabupaten Kulonprogo sampai bulan Februari 2021 ini, total sebanyak 12.965 pekerja sudah mendapat perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan.
"Untuk rinciannya sebanyak 10.758 merupakan pekerja (PU) penerima upah dan 2.207 pekerja bukan penerima upah (BPU) atau pekerja informal. Sementara itu, untuk jumlah pekerja di Kulonprogo sendiri Disnakertrans mencatat ada sebanyak 15.560 pekerja," pungkasnya.
Baca juga: Graduasi Mandiri PKH Jadi Program Unggulan Pengentasan Kemiskinan Bantul
Angka kemiskinan di kabupaten Kulonprogo mengalami kenaikan sebesar satu persen pada tahun 2020 lalu menjadi 18 persen. Sebelumnya, pada 2019 silam angka kemiskinan di Bumi Binangun sebanyak 17 persen.
Wakil Bupati Kulonprogo, Fajar Gegana, mengatakan jika pandemi Covid-19 tidak lain menjadi faktor utama kenaikan angka kemiskinan di kabupaten Kulonprogo.
"Kemiskinan di Kulonprogo di masa pandemi Covid-19 menjadi 18 persen. Kita bertambah sekitar 1 persen. Memang, dalam kondisi seperti ini memang bertambah ya," ujar Fajar.
Lebih lanjut, angka kemiskinan sebesar 18 persen pada 2020 tersebut naik satu persen dari angka kemiskinan di Kulonprogo sebesar 17 persen pada 2019. Diharapkan, pada tahun 2021 ini angka kemiskinan di kabupaten Kulonprogo menurun.
"Penambahan satu persen. Pada 2019 itu 17 persen. Tahun 2020 menjadi 18 persen. Kita sih harapannya tahun ini ya turun lagi ya. 18 persen itu dari sekitar 400 ribu jiwa," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Sinopsis Hantu Baru, Film Horor Komedi yang Dibintangi Acha Septriasa
- Tempat Karaoke di Semarang Tutup di Awal Ramadan, Buka Lagi Mulai Akhir Pekan
- Peringati HUT ke-3 Padepokan Silat, Persia Diri Soloraya Diminta Tetap Solid
- Sempat Tembus Rp80.000/Kg, Harga Cabai Rawit di Boyolali Turun Jadi Rp70.000/Kg
Berita Pilihan
Advertisement

Pesawat Super Air Jet AC Mati, Penumpang Bali-Jakarta Basah Kuyup
Advertisement

Pesta Daging Iftar Ramadan di Horison Ultima Riss Malioboro Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Harga Sembako Mulai Naik, Sleman Siapkan Pasar Murah di 17 Kecamatan
- Motif Pelaku Mutilasi Sleman Karena Terlilit Pinjol
- Pemkab Gunungkidul Alokasikan Rp298,8 Miliar untuk Pengentasan Kemiskinan
- Pelaku dan Korban Mutilasi Sleman Ternyata Sudah Saling Dekat, Kenalan lewat Facebook
- Terlilit Pinjol Rp8 Juta Hingga Memutilasi Perempuan di Sleman, Kejiwaan Heru Akan Diperiksa
Advertisement