Advertisement
Mutasi Virus Corona Sudah Sampai ke Indonesia, Jogja Perlu Antisipasi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Meski belum ada bukti mutan corona B1.1.7 lebih mematikan dari Covid-19, masyarakat dan pemangku kebijakan di DIY tidak boleh menyepelekannya. Sebab virus yang awalnya terdeteksi di Inggris itu memiliki tingkat penularan yang tinggi. Jika tidak ada antisipasi sejak dini, upaya mengatasi wabah yang dilakukan pemerintah selama ini bisa terhambat.
Hal itu disampaikan Sekretaris Associaton of Resiliency Movement (ARM) Indonesia sekaligus Komandan Jogja Bakoh Anggun Gunadi sebagai tanggapan atas kemunculan B1.1.7 di Indonesia, kepada Harianjogja.com, Kamis (4/3/2021).
Advertisement
Menurut Gunadi varian baru Covid-19 itu lebih menular dari mutan nCoV-2 lainnya. Di United Kingdom (UK), mutan itu bertanggung jawab atas peningkatan kasus hingga 70 persen pada Desember 2020.
BACA JUGA: Siap-Siap! Pemerintah Bakal Buka Lowongan 300.000 ASN & 1 Juta Guru Tahun Ini
"Apakah lebih mematikan? belum ada bukti lengkap yang dapat digunakan untuk menyimpulkan itu. Namun, karena dia lebih menular maka kasus akan cenderung naik dari waktu sebelumnya dan sistem kesehatan bisa kewalahan lagi," ujarnya.
Apabila hal itu sampai terjadi, kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit rujukan dapat menurun. Imbasnya masyarakat yang terinfeksi, apalagi yang menunjukkan gejala berat tidak tertangani. Dampak terburuk : angka kematian atau fatality rate Covid-19 bisa melonjak.
"Segi treatment yang merosot kemampuannya tersebut dapat membuat angka fatalitas meningkat," ucapnya.
Oleh karena itu, Pemda DIY tidak boleh lengah. Meski sampai hari ini belum ada laporan infeksi mutan virus terjadi di Bumi Mataram, pemangku kebijakan perlu mengambil langkah-langkah antisipatif. Misalnya dengan memperketat pelaksanaan tracing, testing dan treatment (3T). Di samping itu juga menguatkan peran satuan tugas penanganan Covid-19 di tingkat desa.
"Yang satgas desa sebenarnya sudah baik konsep sistemnya, cuma sayangnya dalam pelaksanaan kurang serius dan terkesan hanya formalitas, harapannya model atau sistem satgas desa dijalankan lebih serius lagi," ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan langkah antisipatif penyebaran mutan B1.1.7 akan dilakukan Pemda beserta Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY. Namun teknis pelaksanaannya masih menunggu dari Kementrian Kesehatan (Kemnkes) RI.
Pemda DIY, kata Aji telah mengutus Dinas Kesehatan setempat untuk berkoordinasi dengan Kemenkes dalam rangka mengetahui apakah perlu ada upaya antisipasi khusus guna mencegah penyebaran mutan virus itu di tingkat daerah. "Dari situ kita akan dapat instruksi apa yang harus dilakukan," kata Aji.
Adapun untuk saat ini, langkah antisipasi yang dilakukan Pemda DIY adalah dengan menguatkan peran Satgas Desa dan memperketat pelaksanaan 3T.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Moeldoko Tuding Ada Motif Politik di Balik Pernyataan Agus Rahardjo ke Jokowi
- Penerima Kartu Prakerja Solo Tahun Ini capai 28.000, Pendaftar Hampir 100.000
- Beda Bayi Tabung dan Inseminasi Buatan, Dua Prosedur untuk Atasi Infertilitas
- Arsenal Melawat ke Kandang Luton Town Rabu Dini Hari, Ini Prediksi Line Up
Berita Pilihan
Advertisement

2 Jam Diperiksa Dewas KPK, Firli Pilih Bungkam di Depan Wartawan
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Alternatif ke Gunungkidul Dibuka saat Nataru, Tanpa Lewat Tanjakan Piyungan-Patuk
- Sempat Dianggap Hama, Bunga Amarilis Patuk Kini Jadi Primadona Wisatawan
- Tanggapi Video Ade Armando, DPRD DIY : Rendahkan dan Lukai Rakyat Jogja
- 17 Perusahaan di Kota Jogja Komitmen Penuhi Hak Anak
- Jadwal KRL Jogja Solo, 5 Desember 2023 dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement