Advertisement

Jalin Integrasi, Kunci Adaptasi FK-KMK UGM di Usia ke-75

Lajeng Padmaratri
Jum'at, 05 Maret 2021 - 21:07 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Jalin Integrasi, Kunci Adaptasi FK-KMK UGM di Usia ke-75 Tangkapan layar Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-75 dan Lustrum XV FK-KMK UGM yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (5/3/2021) - Harian Jogja/Lajeng Padmaratri

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk beradaptasi di era disrupsi hingga menginjak usia ke-75 tahun. Meski diiringi sejumlah pembatasan, fakultas ini tetap banyak memberikan kontribusi bagi dunia kesehatan dan pendidikan.

Pada Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-75 dan Lustrum XV FK-KMK UGM yang diselenggarakan secara virtual melalui kanal Youtube FK-KMK UGM, Ketua Senat FK-KMK UGM Mohammad Juffrie menuturkan usia ke-75 tahun yang telah dicapai oleh fakultas ini bukanlah puncak pencapaian, melainkan proses panjang dalam menunaikan Tridharma Perguruan Tinggi.

Advertisement

"Usia 75 tahun sejatinya memberikan pesan bagi civitas academica untuk kembali memaknai peran tugas Tridharma Perguruan Tinggi yang diamanatkan. Saya mengajak semuanya untuk refleksi terhadap apa yang sudah berhasil dicapai, sehingga bisa menjadi sumber pembelajaran dan bekal kebijaksanaan dalam menyusun masa depan, untuk kejayaan institusi dan menghasilkan tenaga kesehatan yang unggul dengan kearifan lokal," kata Juffrie dalam pembukaaan rapat senat terbuka, Jumat (5/3/2021).

Meski pandemi menyebabkan sejumlah keterbatasan, sebagai pusat pendidikan di bidang kesehatan FK-KMK justru menorehkan banyak kontribusi untuk pemulihan Covid-19. Beragam inovasi dengan menggandeng kerja sama lintas disiplin telah dilakukan, di antaranya riset GeNose, RI-GHA, Gama Swab Chamber, Loker Disinfeksi, Surveilans Skrining, maupun Genome Sequencing.

FK-KMK UGM juga menjalin kerja sama terintegrasi dengan rumah sakit dalam jejaring Academic Health System (AHS) yang memungkinkan Pokja Genetik bekerja sama dengan Laboratorium Veteriner untuk melakukan Whole Genome Sequencing SARS-CoV-2 sehingga mendapat mandat dari Kementerian Kesehatan untuk mendukung surveilans genomic SARS-CoV-2 di DIY dan Jawa Tengah bagian selatan.

Tak hanya terlibat dalam penanganan Covid-19, FK-KMK UGM juga menjalin kerja sama terintegrasi antara World Mosquito Program atau WMP Yogyakarta, Monash University, Yayasan Tahija dan Pemda DIY dalam mendorong keberhasilan penelitian teknologi nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia untuk eliminasi dengue. Riset yang telah dilakukan satu dekade ini bahkan mendapat penghargaan internasional dalam jurnal ilmiah terkemuka dunia, Nature.

Rektor UGM, Profesor Panut Mulyono turut mengapresiasi berbagai capaian yang telah diperoleh FK-KMK UGM setahun terakhir, terlebih kaitannya dengan penanganan pandemi. "Hal ini membuktikan FK-KMK UGM bisa membumikan ilmu pengetahuan demi derajat kesehatan masyarakat," ujarnya.

Di sektor pendidikan, FK-KMK UGM juga melakukan inovasi pembelajaran di masa pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti WebApps untuk penilaian, GAMEL, dan ELOK untuk kuliah asynchronous, dan zoom meeting untuk kuliah synchronous.

Sampai 2020, FK-KMK UGM berhasil membentuk empat program studi baru subspesialis, satu program pascasarjana, satu program Profesi Dietizien, 34 program studi terakreditasi A oleh LAMPTKes, enam prodi tersertifikasi AUN-QA, dan satu prodi dalam proses sertifikasi.

Dalam rapat senat terbuka virtual ini turut hadir Menteri Sekretaris Negara, Pratikno yang memberikan orasi ilmiahnya. Ia berharap meskipun FK-KMK UGM merupakan fakultas dengan bidang medis, namun hal itu diharapkan tidak membatasi mahasiswa yang belajar di FK-KMK UGM hanya menggeluti satu disiplin ilmu. Sebab, saat ini sumber daya manusia dengan hybrid skills lebih dibutuhkan untuk kemajuan bangsa.

"Tidak ada lagi mono disiplin. Negara juga membutuhkan SDM dengan talenta hybrid skills. Oleh karenanya, kompetensi seorang tenaga kesehatan harus kuat dan diimbangi dengan soft skill yang sering disebut sebagai esensial skills seperti komunikasi, etika, manajemen, integritas, kolaborasi dan tentunya pembelajar sejati,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah, Bos Maskapai Penerbangan Terlibat

News
| Sabtu, 27 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement