Advertisement
Sekolah DIY Dibuka Juli, Ini Wanti-Wanti Epidemiolog UGM

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Epidemiolog Universitas Gajah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mengatakan Pemda DIY perlu mempertimbangkan lagi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) serentak mulai Juli nanti karena saat ini pelunaran virus Corona di DIY masih cukup tinggi.
“Sekarang jika dibandingkan dengan tempat lain, kita menjadi relatif tinggi karena insiden rate-nya masuk CT2. Kalau masih ada community transmission, ada penularan aktif yang sudah terjadi, belum terkendali, apalagi kalau kemudian masuk dalam kategori lebih tinggi lagi. [saat ini] Masih perlu dikendalikan penularannya,” kata Doni.
Advertisement
BACA JUGA: SD & SMP di Sleman Pasti Dibuka Juli Tanpa Uji Coba
Menurut pria yang akrab disapa Doni ini, pembelajaran tatap muka untuk anak anak lebih cepat dibuka karena resiko penularan anak lebih kecil.
DIY, kata dia, sebenarnya sudah mengantisipasi ini dengan adanya vaksinasi guru dan tenaga kependidikan. Tapi bukti juga menunjukan dengan meningkatnya cominity transmission, tansmisi di anak-anak juga berpotensi terjadi.
“Jadi peningkatan tranmisi komunitas juga harus dipertimbangkan apakah sekolah akan dibuka atau tidak. Di Eropa pun kalau terjadi lockdown atau pembatasan, sekolah akan ditutup juga,” ucap Doni.
Dengan kondisi tersebut semestinya Pemda DIY perlu mempertimbangkan lagi pembelajaran tatap muka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Dukono Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan Tercatat 1,1 Km
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Koalisi Jogo Banyu Yogyakarta Dorong Diversifikasi Ekonomi Penambang Rakyat
- Pemkab Kulonprogo Lelang Jabatan Kepala Kesbangpol dan BPBD, Sekda: Penentu Akhir di Tangan Bupati
- DPAD DIY Gelar Festival Literasi Jogja 2025, Cek Tanggalnya di Sini
- Gempa Bumi Magnitudo 2-2,7 Guncang Wilayah Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul pada Kamis Pagi Ini
- Petani di Bantul Kesulitan Produksi Garam, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement