Advertisement
Petani Gunungkidul Sedot Air Kali untuk Selamatkan Lahan Pertanian
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Musim kemarau mulai memberikan dampak di sektor pertanian. Petani di Gunungkidul terpaksa menyedot air di sungai agar tanaman yang dipelihara tidak mati mengering.
Penyedotan bisa dilihat di Kalurahan Kampung, Kapewon Ngawen, Selasa (18/5/2021). Mesin-mesin pompa dipasang di pinggir kali dan disambungkan dengan selang yang menjulur ke sawah milik warga.
Advertisement
BACA JUGA: CPNS dan PPPK 2021 Dibuka 31 Mei, Begini Cara Daftarnya...
Salah seorang petani, Talip, mengatakan sudah hampir satu setengah bulan hujan tidak lagi turun. Kondisi ini berdampak terhadap padi yang ditanamnya karena terancam kekeringan karena pasokan air yang kurang.
“Tanahnya sudah mulai merekah. Usia padi baru sekitar dua bulan sehingga belum bisa dipanen,” katanya, Selasa.
Menurut dia, apabila kondisi ini terus dibiarkan, tanaman padi akan mati. Ia pun memanfaatkan air sungai untuk mempertahankan agar tanaman padi bisa hidup hingga masa panen tiba.
Penyedotan air kali ini membuat Talip harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli bahan bakar minyak menghidupkan mesin disel. Dalam sekali pengairan, dia membutuhkan pertalite sekitar enam liter. “Ya mau bagaimana lagi, daripada padi yang saya tanam mati. Lebih baik mengeluarkan uang tambahan agar padi tetap hidup hingga bisa dipanen,” katanya.
BACA JUGA: Tarif Parkir Nuthuk, Dua Jukir Nakal di Jogja Dicokok Polisi
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Mardi, petani di Dusun Kampung Kidul, Kampung, Kapanewon Ngawen. Menurut dia, menyedot air kali untuk mengairi sawah merupakan hal yang lumrah pada saat musim kemarau. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar tanaman padi dapat tumbuh dengan subur. “Hampir setiap tahun ada kegiatan menyedot air kali untuk pengairan di sawah,” katanya.
Mardi mengungkapkan penyedotan dilakukan hampir seluruh petani yang ada juga memanfaatkannya. Para petani harus berebut air karena debit di sungai juga sudah menurun.
“Dalam sehari bisa ada enam pompa yang beroperasi. Tentuanya akan berpengaruh terhadap debit air yang ada. Untuk mengairi lagi terkadang harus menunggu waktu selama empat sampai satu minggu agar air kali kembali terisi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- DPRD DIY Setujui Perubahan Propemperda DIY Tahun 2024
- Tol Jogja-Solo Beroperasi Gratis untuk Mudik Lebaran 2024, Ini Ketentuan Mobil Melintas dan Pintu Keluar Masuknya
- Farmasi UAD Kembali Giatkan Sekolah Lansia Segar Guna Tingkatkan Kesehatan Lansia di Wirobrajan
- Stok Darah dan Layanan Donor Darah di PMI Kabupaten & Kota di DIY, Kamis 28 Maret 2024
- Baznas Jogja Buka Booth di Pusat Keramaian, Permudah Masyarakat Bayar Zakat
Advertisement
Advertisement