Advertisement

Kematian Meningkat, Pemkab Curiga Corona Varian Baru Sudah Masuk ke Sleman! Ini Indikasinya

Abdul Hamied Razak
Minggu, 23 Mei 2021 - 19:37 WIB
Bhekti Suryani
Kematian Meningkat, Pemkab Curiga Corona Varian Baru Sudah Masuk ke Sleman! Ini Indikasinya Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo-Harian Jogja - Abdul Hamid Razak\\r\\n

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Kasus kematian akibat Covid-19 di Sleman meningkat belakangan ini. Pemkab menduga virus Corona varian baru sudah masuk ke wilayah ini.

Lonjakan kasus kematian di Sleman terus berlanjut. Satgas Covid-19 DIY melaporkan adanya 6 kasus kematian pasien pada Sabtu (22/5/2021). Total kasus kematian di Sleman saat ini mencapai 457 kasus.

Advertisement

Tambahan tersebut menambah jumlah daftar pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Sleman. Terhitung sejak lebaran 13 Mei hingga 10 hari terakhir total 38 warga Sleman yang meninggal dunia akibat Covid-19.

Rinciannya, pada 13 Mei sebanyak 0 kasus, 14 Mei (10 kasus), 15 Mei (4 kasus), 16 Mei (4 kasus), 17 Mei (4 kasus), 18 Mei (2 kasus), 19 Mei (4 kasus), 20 Mei (3 kasus), 21 Mei (3 kasus) dan 22 Mei (6 kasus) total 38 kasus kematian dalam 10 hari terakhir.

Data kematian ini berbeda dengan data Satgas Covid DIY yang mencatat kasus kematian di Sleman sejak 13 Mei hingga 23 Mei sebanyak 44 kasus. Namun demikian rata-rata kasus kematian warga Sleman didominasi para lansia.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo selain didominasi para lansia kasus kematian terjadi setelah pasien Covid-19 dirawat di rumah sakit. "Setelah kelihatan sembuh, dirawat di rumah justru meninggal dunia. Ada juga pasien yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri di rumah. Kelihatannya sehat tapi justru akhirnya meninggal," kata Joko, Sabtu (23/5/2021).

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem Terjadi Saat Ultramarathon di China, 21 Pelari Tewas

Joko menduga, korban yang meninggal dunia terkena Covid-19 dari virus varian baru. Dugaannya didasarkan pada cepatnya proses penularan kepada pasien. Hanya saja Joko mengaku masih membutuhkan data spesifik terkait virus varian baru ini.

"Ini masih dugaan ya karena [virus Corona varian baru] saat masuk ke dalam saluran napas langsung menyebabkan paru-parunya putih. Langsung menyebar cepat sekali," katanya.

Padahal ketika kapasitas paru-paru 70% tidak berfungsi, kata Joko, maka saturasinya menurun sehingga berakibat fatal. Joko menjelaskan masa inkubasi virus varian baru ini juga lebih cepat.

Jika sebelumnya masa inkubasi dari virus masuk sampai bergejala 5-7 hari, maka untuk varian baru masa inkubasinya bisa 3 hari.

"Kalau dulu ada klasifikasi gejala ringan, sedang dan berat saat ini yang OTG [tanpa gejala] bisa langsung bergejala berat. Sekali lagi saya belum bisa menyimpulkan ini sudah ada varian baru karena butuh pembuktian," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024

News
| Jum'at, 19 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement