Advertisement

Terjadi Anomali Cuaca, Waspadai Longsor & Pohon Tumbang

David Kurniawan
Senin, 21 Juni 2021 - 14:07 WIB
Sunartono
Terjadi Anomali Cuaca, Waspadai Longsor & Pohon Tumbang Foto ilustrasi pohon tumbang di tengah jalan. - ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Advertisement

Harianjogja.com, WONOSARI – BPBD Gunungkidul mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai adanya potensi longsor dan pohon tumbang dalam rentang waktu beberapa hari ke depan. Pasalnya, saat ini terjadi anomali cuaca karena meski telah memasuki musim kemarau namun potensi hujan masih terjadi sehingga bisa memicu teradinya bencana alam.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, pihaknya sudah koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika berkaitan dengan fenomena hujan yang terjadi akhir-akhir ini. Menurut dia, telah terjadi anomaly cuaca yang mengakibatkan hujan pada saat awal musim kemarau.

Advertisement

BACA JUGA : Langit Jogja Cerah Padahal Musim Hujan, Ini Penjelasan 

“Ini masih akan terjadi beberapa hari ke depan,” katanya, Minggu (20/6/2021).

Edy menjelaskan, potensi hujan deras dapat memicu terjadinya sejumlah bencana seperti pohon tumbang dan tanah longsor. Untuk pohon tumbang, kerawanan hampir terjadi di seluruh wilayah di Gunungkidul. sedangkan untuk longsor, potensinya bisa terjadi di sejumlah kapanewon di sisi utara seperti Kapanewon Patuk, Nglipar, Gedangsari, Ngawen, Semin hingga ponjong.

“Memang belum ada bencana yang terjadi. Namun, harus berhati-hati dan waspada saat terjadi hujan dalam intesitas yang lama,” katanya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, hujan yang turun akhir-akhir ini dikarenakan terjadinya kemarau basah. Fenomena ini hanya bersifat sementara sehingga petani harus mewaspadainya. Oleh karenanya, di masa tanam ketiga petani diimbau tidak menanam padi, meski ada hujan yang turun akhir-akhir ini.

BACA JUGA : Seperti Ini Dampak Anomali Cuaca pada Tanaman Pertanian

“Kalau ada sumber air yang cukup, bisa menanam padi. Kalau tidak, lebih baik menanam yang lain seperti kedelai atau kacang hijau,” katanya.

Raharjo mengungkapkan, penanaman padi dengan hanya mengandalkan air hujan tidak bisa diharapkan dan malah bisa merugikan petani. “Jangan karena ada hujan terus tanam padi lagi. Ini sangat berisiko karena sekarang sudah masuk musim kemarau,” katanya.

Ia menambahkan, bagi petani yang sudah menanam komoditas selain padi, seperti palawija juga diminta melakukan antisipasi adanya fenomena kemarau basah ini. Salah satunya dengan membuat saluran drainanse agar tanaman palawija aman dari genangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement