Advertisement

Corona di Banguntapan Mengganas, Pemerintah Tuduh Pelaku Perjalanan Penyebabnya

Catur Dwi Janati
Selasa, 22 Juni 2021 - 03:37 WIB
Bhekti Suryani
Corona di Banguntapan Mengganas, Pemerintah Tuduh Pelaku Perjalanan Penyebabnya Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Tingginya kasus Covid-19 di Kapanewon Banguntapan dituding karena adanya pelaku perjalanan.

Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul, Joko Purnomo melakukan koordinasi dan evaluasi penanganan Covid-19 di Kantor Kapanewon Banguntapan. Joko berusaha menggali penyebab terjadinya tingginya kasus di Banguntapan dan mendata tempat-tempat mana saja yang sering terjadi kerumunan. "Kami melihat Pak Panewu dan teman-teman lurah telah melakukan upaya edukasi. Baik secara administrasi maupun turun ke masyarakat," ujarnya pada Senin (21/6/2021)

Advertisement

"Tetapi nampaknya memang di Banguntapan ini ada beberapa klaster yang muncul yaitu klaster perjalanan dan itu mengakibatkan fluktuasi, kadang turun dan naik. Dan hari ini angka covidnya memang agak besar," tambahnya.

Merujuk data terakhir pada Minggu (20/6/2021) Banguntapan menempati posisi paling banyak di perolehan jumlah kasus se-Kabupaten Bantul. Sampai saat ini tercatat secara akumulatif ada 2.762 kasus di Kapanewon Banguntapan.

BACA JUGA: Jogja Batal Lockdown, Sri Sultan HB X: Saya Enggak Kuat Ngragati

"Kita sudah bersepakat dengan Lurah di Banguntapan, untuk Satgas Padukuhan dan Satgas RT lebih kita optimalkan. Untuk bagaimana mereka ikut terlibat secara langsung dalam penegakan Inbup terkait PPKM mikro termasuk juga dengan penegakan prokes," tegasnya.

Panewu Banguntapan, Fauzan Muarifin mengakui memang banyak kasus di Banguntapan yang disebabkan oleh pelaku perjalanan. "Pelaku perjalanan dari luar kota kemudian menularkan kepada keluarga dan tetangga sekitarnya sebagai kontak erat," ujarnya.

"Jadi sekarang ini prokes pelaku perjalanan isolasi mandiri 14 hari itu sekarang mulai diabaikan karena sekarang pelaku perjalanan mobilitasnya sangat tinggi, sehingga untuk pengawasan juga makin susah. Dibutuhkan kesadaran masing-masing di samping pelaku perjalanan merasa tidak ada gejala," imbuhnya.

Diceritakan Fauzan, banyak sekali warga yang ketahuan positif ketika hendak berangkat kembali ke perantauan. "Misalnya dia dari Kalimantan pulang ke Banguntapan. Ketika mau balik ke Kalimantan itu ketahuan saat swab, di situ. Ketika mau kembali justru ketahuan. Padahal selama di rumah kan sudah berinteraksi," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jokowi Minta Prabowo-Gibran Persiapakan Diri Usai Ditetapkan KPU

News
| Rabu, 24 April 2024, 12:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement