Advertisement
Corona di Banguntapan Mengganas, Pemerintah Tuduh Pelaku Perjalanan Penyebabnya

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Tingginya kasus Covid-19 di Kapanewon Banguntapan dituding karena adanya pelaku perjalanan.
Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul, Joko Purnomo melakukan koordinasi dan evaluasi penanganan Covid-19 di Kantor Kapanewon Banguntapan. Joko berusaha menggali penyebab terjadinya tingginya kasus di Banguntapan dan mendata tempat-tempat mana saja yang sering terjadi kerumunan. "Kami melihat Pak Panewu dan teman-teman lurah telah melakukan upaya edukasi. Baik secara administrasi maupun turun ke masyarakat," ujarnya pada Senin (21/6/2021)
Advertisement
"Tetapi nampaknya memang di Banguntapan ini ada beberapa klaster yang muncul yaitu klaster perjalanan dan itu mengakibatkan fluktuasi, kadang turun dan naik. Dan hari ini angka covidnya memang agak besar," tambahnya.
Merujuk data terakhir pada Minggu (20/6/2021) Banguntapan menempati posisi paling banyak di perolehan jumlah kasus se-Kabupaten Bantul. Sampai saat ini tercatat secara akumulatif ada 2.762 kasus di Kapanewon Banguntapan.
BACA JUGA: Jogja Batal Lockdown, Sri Sultan HB X: Saya Enggak Kuat Ngragati
"Kita sudah bersepakat dengan Lurah di Banguntapan, untuk Satgas Padukuhan dan Satgas RT lebih kita optimalkan. Untuk bagaimana mereka ikut terlibat secara langsung dalam penegakan Inbup terkait PPKM mikro termasuk juga dengan penegakan prokes," tegasnya.
Panewu Banguntapan, Fauzan Muarifin mengakui memang banyak kasus di Banguntapan yang disebabkan oleh pelaku perjalanan. "Pelaku perjalanan dari luar kota kemudian menularkan kepada keluarga dan tetangga sekitarnya sebagai kontak erat," ujarnya.
"Jadi sekarang ini prokes pelaku perjalanan isolasi mandiri 14 hari itu sekarang mulai diabaikan karena sekarang pelaku perjalanan mobilitasnya sangat tinggi, sehingga untuk pengawasan juga makin susah. Dibutuhkan kesadaran masing-masing di samping pelaku perjalanan merasa tidak ada gejala," imbuhnya.
Diceritakan Fauzan, banyak sekali warga yang ketahuan positif ketika hendak berangkat kembali ke perantauan. "Misalnya dia dari Kalimantan pulang ke Banguntapan. Ketika mau balik ke Kalimantan itu ketahuan saat swab, di situ. Ketika mau kembali justru ketahuan. Padahal selama di rumah kan sudah berinteraksi," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Lurah Srimulyo Membantah Tuduhan Korupsi Penyalahgunaan Tanah Kas Desa
- SPMB 2025, Banyak SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa, Ternyata Sebagian karena ke Pondok Pesantren
- Kasus Pelecehan Anak di Kasihan Dilaporkan ke Polres Bantul, Korban Siswi Berusia 6 Tahun
- Siapkan Surat-Surat! Polres Bantul Gelar Operasi Patuh Progo 14-27 Juli 2025
- Embarkasi Haji DIY di Kulonprogo Ditarget Beroperasi Tahun Depan
Advertisement
Advertisement