Advertisement

11 Jurnalis DIY Terkonfirmasi Positif Covid-19

Ujang Hasanudin
Jum'at, 25 Juni 2021 - 10:47 WIB
Bhekti Suryani
11 Jurnalis DIY Terkonfirmasi Positif Covid-19 Media massa, jurnalis, pers, wartawan - Ilustrasi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Penularan Covid-19 di DIY kian masif dan dapat menimpa siapa saja, termasuk pekerja media. Per 25 Juni 2021 ini sebanyak 11 jurnalis dari berbagai media yang bekerja di DIY terkonfirmasi positif Covid-19.

Para awak media yang positif Covid-19 tersebut selama ini mencari informasi di Kepatihan atau kantor Gubernur DIY, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY, dan Balai Kota Jogja. Ini harus menjadi perhatian serius dalam penerapan protokol kesehatan yang ketat bagi pekerja media.

Advertisement

Banyaknya jurnalis yang terpapar Covid-19 membuat Pemda DIY membatasi wawancara kontak langsung dengan narasumber untuk keselamatan bersama, “Mulai besok [Jumat, 25 Juni 2021], media center kami tutup dulu nggih, sampai dengan waktu yang belum ditentukan. Kami usahakan, untuk agenda-agenda pimpinan yang penting akan kami share via google drive,” kata Kepala Bagian Humas, Biro Umum, Hubungan Masyarakat, dan Protokol (UHP) DIY, Ditya Nanaryo Aji

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jogja, Shinta Maharani mengatakan banyaknya pekerja media yang terpapar Covid-19 sangat memperihatinkan, karena dengan makin banyaknya jurnalis yang terinfeksi, maka mereka terhalang untuk menyampaikan informasi penting dalam situasi pandemi Covid.

“Jurnalis adalah kalangan terdepan penyampai informasi kepada publik,” kata Shinta, Jumat (25/6/2021).

AJI Jogja mendesak perusahan media di tempat setiap jurnalis bekerja untuk memenuhi hak pekerjanya, misalnya memastikan setiap pekerjanya tetap mendapatkan upah selama mereka menjalani isolasi hingga pulih atau sembuh.

“Meminta media massa menjamin perlindungan yang ekstra terhadap pekerjanya, misalnya menyediakan alat pelindung diri seperti masker, hand sanitizer, dan vitamin. Juga meminta media massa untuk tidak mengabaikan keselamatan jurnalis,” ujar Shinta.

Cara lain yang perlu dilakukan jurnalis adalah tetap berhati-hati dalam bekerja dan mencari literasi panduan liputan saat pandemi, misalnya membaca buku panduan yang AJI punya. Menurut Shinta mengutamakan keselamatan nyawa jauh lebih penting dalam situasi seperti sekarang.

BACA JUGA: KPK Batasi Kehadiran Fisik Pegawai Sebanyak 25% demi Tekan Corona

Senada juga disampaikan oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY, Hudono. Dia mengungkapkan keprihatinannya dengan nasib para awak media yang terpapar Covid1-9. Hal tersebut perlu menjadi perhatian semua pihak terutama perusahaan yang menaungi para jurnalis karena jurnalis bekerja bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk kepentingan publik.

Dia meminta jurnalis untuk memperketat kembali protokol kesehatannya karena saat ini penularan Covid-19 di DIY tengah masif dan tidak bisa lagi dipetakan berdasarkan klaster karena dimanapun dan kapanpun potensi tertular Covid-19 bisa terjadi meski pun yang sudah menjalani vaksinasi Covid-19. Evisentrum penularan sudah terjadi dimana-mana.

“Wartawan harus eksta hati hati sekarang sangta tinggi-tingginya Covid-19 di DIY. Prokes harus diterapkan. Teruatama saat makan wartawan harus ngalah makan engga usah di tempat relatif banyak orang. Khawatir terpapar pas kondsi lengah,” kata Hudono

Hudono juga meminta perusahaan media untuk memperhatikan para jurnalisnya dengan menanggung semua biaya pengobatan jurnalis yang terpapar Covid-19 maupun menanggung biaya isolasi mandiri “Sejauh saya lihat banyak daerah kurang perhatian dari manajemen. Mereka diberi dana untuk pemulihan dari pemerintah terbatas. Perusahaan harus punya kepedulian. Yang sakit harus dirasakan manajemen karena untuk kepentingan publik, maka wartawan perlu diberi alat pelindung diri dan vitamin dan jaring pengaman sosial selama isolasi,” ujar Hudono.

Dia juga mengingatkan kepada para awak media untuk membatasi wawancara secara langsung atau doorstop, sebisa mungkin agar bisa menjaga jarak, bahkan jika bisa wawancara bisa dilakukan secara daring, “Sehebat apapun berita dibikin kalau wartawannya tidak selamat tidak ada artinya. Jadi utamakan keselamatan jiwa,” tandas Hudono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemlu Tanggapi Anggota Komite HAM PBB Terkait Netralitas Jokowi dalam Pemilu 2024

News
| Selasa, 19 Maret 2024, 10:47 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement