Advertisement
Covid-19 DIY Bertambah 748, Meninggal 39 Orang
Ilustrasi. - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Kasus Covid-19 di DIY terus mengalami penurunan sejak beberapa hari terakhir. Pemda DIY mencatat per Selasa, 24 Agustus 2021 terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 748 kasus.
“Sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 145.863 kasus,” kata Kepala Bagian Humas, Biro Umum, Hubungan Masyarakat, dan Protokol (UHP) Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji, Selasa.
Advertisement
Penambahan kasus positif ini terbanyak dari Sleman 313 kasus, kemudian disusul Bantul 236 kasus, Kulonprogo 102 kasus, Jogja 56 kasus, dan Gunungkidul 41 kasus. Tambahan kasus ini berdasarkan pemeriksaan orang sebanyak 5.347 orang. Sementara total orang dites selama pandemi sebanyak 689.838 orang.
Penambahan kasus positif terbaru terbanyak dari hasil tracing kontak kasus positif sebanyak 685 kasus, berdasarkan periksa mandiri 43 kasus, skrining karyawan kesehatan satu kasus, dan belum ada info atau belum diketahui riwayatnya sebanyak 19 kasus.
Pada hari yang sama juga terjadi penambahan kasus meninggal sebanyak 39 orang, sehingga total kasus meninggal menjadi 4.653 kasus. Tambahan kasus meninggal karena Covid-19 dari Bantul (11 kasus), Jogja (10), Sleman (8), Gunungkidul (6), dan Kulonprogo (4).
Baca juga: Ini Penyebab DIY Masih Masuk PPKM Level 4
Sementara penambahan kasus sembuh sebanyak 1.723 kasus, “Sehingga total sembuh menjadi 125.182 kasus,” kata Ditya. Tambahan kasus sembuh dari Bantul 624 kasus, Sleman 486 kasus, Kulonprogo 263 kasus, Jogja 230 kasus, dan Gunungkidul 120 kasus.
Tracing
Meski kasus Covid-19 melandai namun jumlah tes juga menurun. Pada Selasa (24/8/2021) jumlah orang yang dites 5.347 orang. Sebelumnya pada Senin (23/8/2021) jumlah orang yang dites lebih sedikit, yakni 2.883 orang.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan testing dilakukan tergantung hasil dari tracing. “Kalau kita melakukan testing sedikit, saya pernah menyampaikan ya karena memang tidak ada yang perlu diitracing. Wong sak omah keno kabeh [misal satu rumah kena semua], yang pertama saja yang perlu di-tracing kan. Ketemu empat orang sekeluarga itu kemudian kita testing tapi kalau yang empat orang itu, anak istrinya itu kan sudah engga perlu di-tracing lagi kalau dia engak keluar rumah. Kan begitu,” kata Baskara Aji.
Sehingga Pemda DIY melakukan testing bukan berdasarkan target jumlah yang dites namun karena hasil tracingnya. Menurut Bskara Aji testing tidak harus saklek misalnya 1:10 atau satu orang harus di-tracing 10 orang. Namun ketika kontak erat yang di-tracing tidak ada maka tidak perlu dipaksakan.
Pihaknya tidak asal-asalan melakukan testing. “Jadi testing-nya memang orang yang kita curigai dari hasil tracing. Kalau kita mau buat gede, sudah orang sehat seperti kita dites aja tapi nanti hasil tesnya tinggi tapi hasilnya rendah,” ujar Baskara Aji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bupati Bener Meriah Bantah Isu 80 Ton Bantuan Korban Bencana Hilang
Advertisement
Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungan Anak ke Vredeburg Naik, Fasilitas Bermain Direvitalisasi
- Jadwal Lengkap KRL Jogja-Solo Selasa 16 Desember 2025
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY Selasa 16 Desember 2025, Ini Lokasinya
- Jadwal DAMRI Jogja-YIA Selasa 16 Desember 2025, Tarif Rp80 Ribu
- Disnakertrans Bantul Lepas 3 KK Transmigrasi ke Poso
Advertisement
Advertisement



