Dosen UAD Olah Rumput Laut Jadi Tepung Gelatin & Kapsul Halal
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sejumlah dosen Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan penelitian dengan mengolah rumput laut menjadi tepung gelatin dan kapsul halal. Produk ini terus ditingkatkan untuk dipasarkan ke sejumlah mitra kerja.
Dosen yang terlibat dalam penelitian ini adalah Dr. Ing. Suhendra S.T., M.Sc. dan Dr. Ir. Zahrul Mufrodi S.T., M.T, IPM dari Program Studi Teknik Kimia. Produk yang yang dibuat adalah tepung Gelatin dan kapsul halal. Tim bekerja sama dengan CV Andalusia di Cirebon, Jawa Barat.
Advertisement
Suhendara menjelaskan, gelatin telah lama digunakan pada minuman dan farmasi. Namun sebagian besar gelatin diproduksi dari bahan hewani. “Sebagian besar produk gelatin hewani berbahan baku baku babi. Contoh produk yang digunakan adalah kapsul untuk cangkang obat atau herbal, yang mayoritas berbahan baku hewani dan tidak halal,” katanya dalam rilisnya, Selasa (7/9/2021).
BACA JUGA : Mahasiswa Sajikan Inovasi Baru Mendeteksi E.coli
Menurutnya, perhatian masyarakat dunia saat ini justru meningkat pada produk berbahan baku nabati dan halal. Termasuk gelatin berbahan baku nabati yang semakin dicari. Salah satu bahan baku gelatin adalah rumput laut yang jumlahnya melimpah di Indonesia. Hingga kini, tepung gelatin dan kapsul halal masih banyak berasal dari impor.
“Sebelumnya riset pendahuluan pernah dilakukan di UAD dan mendapatkan pengakuan dunia Internasional. Kami melanjutkan program sebelumnya dengan target pembuatan tepung gelatin dan kapsul,” katanya
Tepung gelatin yang dihasilkan akan digunakan pada produk pangan sederhana hingga diperoleh hasil konsistensi produk yang diterima pasar dengan baik. Adapun produk kapsul yang diajukan akan dites konsistensinya dan dilakukan analisa produksi pada skala lebih besar untuk mencapai taraf ekonomi layak jual.
Zahrul menambahkan, harapannya program penelitian ini mengarah ke bisnis yang mendukung proses produksi. Sekaligus menghasilkan unit bisnis baru yang dapat menampung tenaga kerja. Selain itu dapat menyerap produk petani rumput laut lebih banyak dan menawarkan produk baru berkualitas yang dihasilkan dari dalam negeri untuk meningkatkan penerapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pada industri pangan dan farmasi.
“Proses produksi tepung gelatin dan kapsul dari rumput laut ditingkatkan menjadi skala pabrik yang produknya dapat dipasarkan oleh mitra kerja sama UAD. Selain itu paten sederhana akan dibuat,” katanya.
Salah satu bidang kajian di Program Studi Teknik Kimia UAD adalah bidang pangan dan nutrisi fungsional. Riset untuk mengkaji sumber bahan baku dari alam untuk menjadi sumber pangan alternatif dan nutrisi fungsional telah lama ada di Program Studi Teknik Kimia.
“Kajian terkait pengolahan berbahan baku dari laut untuk pangan dan nutrisi fungsional yang telah dilakukan di program studi teknik kimia UAD antara lain pengolahan makroalga [rumput laut] dan mikroalga. Riset tentang makroalga telah beberapa kali dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Salah satu momentum terbaik di program studi teknik kimia adalah sejak tahun 2018 dilakukan riset tentang pengolahan dan potensi penggunaan rumput untuk diproduksi menjadi cangkang kapsul halal,” ujar Suhendra.
BACA JUGA : Mahasiswa Ciptakan Stand Document Holder Ergonomis
Hasil riset tentang kapsul halal dari rumput laut hasil inovasi mahasiswa teknik kimia UAD juga telah mendapatkan pengakuan medali emas pada tahun 2019 di ajang International Festioval of Innovation on Green Technology (IFINOG) 2019 di Malaysia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
- Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang
Advertisement
Advertisement