Advertisement
Serangan Monyet di Gunungkidul Sulit Terkendali, Senapan Tak Mempan

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Lahan pertanian di Kapanewon Saptosari, Gunungkidul, banyak dirusak kawanan monyet ekor panjang. Berbagai upaya belum membuahkan hasil karena serangan tetap ada hingga sekarang.
Salah satu keluhan berkaitan dengan serangan monyet ekor panjang diutarakan Lurah Kepek, Suhut. Menurut dia, serangan ini sudah terjadi sejak lama dan hingga sekarang belum ada solusi jitu guna menangkal serangan kawanan primata ini.
Advertisement
BACA JUGA: Jelang PPKM Berakhir Hari Ini, Sat Pol PP DIY Temukan Makin Banyak Pelanggaran
“Tidak kenal musim karena baik penghujan maupun kemarau tetap saja ada serangan terhadap lahan-lahan pertanian milik warga,” kata Suhut kepada wartawan, Senin (13/9/2021).
Para petani sudah menunggu lahan pertanian yang digarap. Bahkan, agar monyet takut, petani juga membawa senapan, tapi hasilnya tidak signifikan karena serangan tetap terjadi.
“Memang ditunggui, tetapi kalau ditinggal barang sejam hingga dua jam, lahan langsung dirusak. Tidak hanya tanaman pangan, buah-buahan seperti pisang hingga pepaya ikut dijarah,” katanya.
Suhut mengungkapkan serangan sudah terjadi di seluruh wilayah di enam dusun di Kalurahan Kepek. “Tidak hanya di Kepek, tetapi hampir merata di Kapanewon Saptosari. Kami hanya bisa berharap bantuan dari BKSDA untuk mengendalikan serangan monyet-monyet ini,” katanya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan Lurah Planjan, Saptosari, Muryono. Menurut dia, di wilayahnya ada 12 dusun yang terdampak serangan monyet ekor panjang. “Hanya dua dusun yang masih aman. Tapi, di musim kemarau ini, serangan tidak hanya ke lahan pertanian, namun juga sudah meluas dan mulai masuk ke permukiman,” katanya.
BACA JUGA: Sultan HB X Keberatan dengan Banyaknya Bus Wisata: Mau Bikin Jogja Merah Lagi?
Muryono mengungkapkan petani sudah menyanggongi lahan pertanian. Sejak dua tahun lalu juga ada pawang yang bertugas menangkapi kawanan monyet.
Namun, penangkapan oleh pawang belum berdampak signifikan karena serangan hanya mereda sementara waktu. “Setelah beberapa saat serangan kembali muncul. Penangkapan oleh pawang di Planjang terakhir dilakukan di tahun lalu,” katanya.
Muryono mengatakan pawang-pawang tersebut langsung mendatangi ladang-ladang untuk menangkap. “Tidak lewat kalurahan karena mereka langsung datang lalu menangkap dan membawanya pergi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Danantara Bidik Industri Media dan Hiburan untuk Tambah Penerimaan Negara
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Bantul Targetkan Bangun 120 Kilometer Jalan Desa Setiap Tahun
- Gunungkidul Raup Rp214 Juta dalam 2 Hari Kunjungan Wisatawan, Destinasi Pantai Tetap Jadi Favorit
- Catat! Ini Jalur Trans Jogja, Melewati Tempat Wisata, Rumah Sakit dan Kampus
- Di Kulonprogo, Ditemukan Banyak Calon Penerima BSU Rekeningnya Tidak Aktif
- Top Ten News Harianjogja.com Senin 30 Juni 2025: Kunjungan Wisatawan, Impor Sapi hingga Muhammadiyah Bencana Buka Bank Syariah
Advertisement
Advertisement