Advertisement
Antisipasi Pohon Tumbang, DLH Bantul Intensifkan Pemangkasan Pohon

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul terus mengintensifkan pemangkasan pohon yang terlalu rindang, khususnya yang berada di tepi jalan umum. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya pohon tumbang saat memasuki musim penghujan.
"Kami intensifkan. Biasanya minimal sepekan kami melakukan empat kali pemotongan pohon, untuk antisipasi terkait dengan keberadaan pohon yang berpotensi tumbang dan membahayakan pengguna jalan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Ari Budi Nugroho, Senin (13/9/2021).
Advertisement
Selain itu ia juga mengimbau masyarakat untuk memotong sendiri pohon sekitar rumah yang dianggap membahayakan jika tertiup angin kencang atau meminta bantuan petugas DLH untuk memotongnya.
"Masyarakat kami harapkan juga bisa melakukan pemangkasan secara mandiri. Jika tidak bisa berkoordinasi dengan kami, dan kami akan membantu," lanjutnya.
Baca juga: 3 Tempat Wisata di DIY Resmi Dibuka, Siapkan 2 Aplikasi Ini Jika Ingin Berkunjung!
Potensi Bencana Lainnya
Terpisah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengungkapkan memasuki musim penghujan masyarakat harus mewaspadai kemungkinan angin kencang. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat sebisa mungkin memangkas pohon yang terlalu rindang. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi terjadinya pohon tumbang saat memasuki musim penghujan.
"Selain itu, masyarakat juga harus terus mengecek kondisi saluran air. Sebab, dimungkinkan saluran air yang tersumbat dan mengalami pendangkalan akan menyebabkan air meluap. Padahal, jika mengacu pada prediksi BMKG curah hujannya nanti cukup tinggi," jelasnya.
Di samping itu, BPBD juga mengingatkan kepada masyarakat terkait potensi longsor. Selain itu, BPBD juga akan membuat pos pantau untuk mengawasi mengenai potensi longsor yang melibatkan sejumlah relawan di tingkat kalurahan. "Nanti tidak hanya pantau debit sungai, nanyi pantau potensi gerakan tanah atau tanah longsor," terang Dwi.
Menurut Dwi, saat ini ada beberapa daerah rawan longsor. Selain kapanewon Piyungan, ada Dlingo, Imogiri, Pleret, Pundong, sebagian kapanewon Pandak, dan Pajangan. Selain longsor, kawasan rawan longsor tersebut juga berpotensi terkena limpasan air. "Karena resapan sudah mulai berkurang," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Dukono Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan Tercatat 1,1 Km
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Sempat Alami Darurat Sampah, Kampung Suryoputran Jogja Sukses Olah Sampah Nyaris 1 Ton Per Bulan
- Ubah Sampah Menjadi Energi Alternatif, Solusi Bangun Indonesia dan dan Got Bag Indonesia Bersihkan Sampah Plastik di Pantai Teluk Awur Jepara
- Bamuskal hingga Panewu Akan Dilibatkan Tahapan Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah di Bantul
- DPRD DIY Apresiasi Realisasi APBD 2024, Dorong Optimalisasi Aset untuk Tambah PAD
- Porda XVII DIY 2025: Sleman Mulai Siapkan OPD Pendamping Cabor Demi Membidik Juara Umum
Advertisement
Advertisement