Semua Sekolah Muhammadiyah di Jogja Belum Pembelajaran Tatap Muka
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jogja memastikan semua sekolah di bawah naungan Muhammadiyah di Jogja belum menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) meski pemerintah sudah membolehkannya.
Berdasarkan hasil kajian Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), kasus Covid-19 di DIY masih fluktuatif.
Advertisement
“Saya tadi sempat muter-muter di beberapa sekolah memang masih susah [menggelar PTM]. Gerombolan, kerumunan masih terjadi,” kata Ketua PDM Jogja, Akhid Widi Rahmanto, saat dihubungi Senin (20/9/2021).
Akhid mengatakan Muhammadiyah masih akan melihat situasi dan kondisi sampai beberapa hari ke depan sambil melihat uji percontohan di sejumlah sekolah negeri yang melakukan PTM. Dari sisi sarana dan prasarana pendukung protokol kesehata, hampir semua sekolah Muhammadiyah sudah siap menggelar pembelajaran tatap muka secara terbatas.
Bahkan vakisnasi yang menyasar guru dan siswa diakuinya sudah mencapai lebih dari 80%, bahkan ada sekolah yang siswanya sudah divaksin sampai 100%, kecuali untuk siswa sekolah dasar (SD) dan taman kanak-kanak (TK) karena belum memenuhi syarat untuk divaksinasi.
Namun, Muhammadiyah tidak ingin tergesa-gesa masuk meski sebagian orang tua siswa menginginkan agar PTM segera digelar. “Kami masih hati-hati. Dua sampai tiga hari lagi akan kami evaluasi, baru nanti akan kami putuskan untuk menyesuaikan aturan-aturan yang ada,” ujar Akhid.
“Mohon izin, betul kami tidak berani [menggelar [PTM]. Kalau kemudian kita ikut-ikutan tapi ternyata malah terjadi klaster lagi ini runyam bagi kami, apalagi kami sekolah swasta.”
Akhid menyebut total ada 62 sekolah SMA, SMK, dan SD di bawah naungan Muhammadiyah Jogja. Jumlah tersebut belum termasuk TK yang jumlahnya mencapai 75 sekolah. PDM sempat memberikan izin beberapa sekolah untuk memulai uji percontohan PTM, namun karena kasus Covid-19 masih fluktuatif sehingga izin kembali ditarik.
Jika kasus Covid-19 dalam beberapa hari ke depan tetap stabil rendah, tidak menutup kemungkinan PTM akan digelar pda pekan ini. Apakah akan dimulai dari SMA dan SMK aau SD, pihaknya masih mengevaluasi terlebih dahulu. Akhid tidak menampik masyarakat sudah merindukan pembelajaran tatap muka. “Kami melihat masyarakat sudah semakin berani tetapi ini belum tentu menguntungkan. Karena kalau semua lepas kontrol ini malah menjadi hal yang kontra produktif. Faktor kita hanya kehati-hatian saja,” ucap Akhid.
Sementara itu, SMP Muhamamdiyah Jogja sempat menggelar PTM pada Senin (20/9/2021), meski kemudian mendapat instruksi dari PDM agar menundanya lagi sehingga pada Selasa (21/9/2021), SMP Muhamamdiyah Jogja belum menggelar PTM.
Dari pantauan Harian Jogja, uji percontohan PTM di SMP Muhammadiyah Jogja berjalan sesuai protokol kesehatan. Siswa yang masuk diatur agar tidak berkerumun, bahkan ketika pulang sekolah tidak ada kerumunan. Siswa yang keluar dipangggil sesuai absen. Sementara yang lainnya menunggu giliran di ruangan yang sudah disediakan dengan tetap menjaga jarak.
Kepala SMP 2 Muhammadiyah Naning Hidayati mengatakan sekolahnya ditunjuk langsung oleh Dinas Pendidikan Jogja sebagai salah satu sekolah pilot project untuk menggelar PTM terbatas pada 9 September lalu. Sehari kemudian, PDM Jogja juga menyetujui, namun akhirnya secara mendadak PDM membatalkan uji percontohan PTM di semua sekolah Muhammadiyah di Jogja dengan pertimbangan kehati-hatian.
Awalnya, PTM akan digelar pada 13 Septeber namun karena masih ada penilaian tengah semester (PTS) dan asesmen nasional berbasis komputer (ANBK) sehingga PTM tertunda.
Pembelajaran tatap muka sempat dilakukan untuk kelas VII sebanyak 250 siswa yang dibagi dalam dua sif. Sif satu pukul 07.15 WIB dan sif dua pukul 08.15 WIB sehingga ada selisih satu jam kedatangan untuk mengantisipasi adanya kerumunan. “Masuk ke ruangan juga maksimal 15 orang. Sehingga yang tadinya harusnya empat kelas menjadi delapan kelas,” kata Naning.
PTM yang sempat digelar hanya pengenalan wali kelas dan motivasi dari guru BK. Serta pengenalan lingkungan sekolah mulai dari laboratorium hingga kelas. Pengenalan juga terbatas per kelompok hanya 15 orang yang dipandu oleh guru.
Naning memastikan dari sisi sarana dan prasarana pendukung protokol sudah siap maka tidak heran ditunjuk sebagai salah satu sekolah percontohan pembelajaran tatap muka, bahkan semua siswa dari 774 orang sudah menjalani vaksinasi sebanyak 86,2%. Izin orang tua juga sudah didapatkan, “Dari 250 siswa yang tidak mendapat izin hanya dua orang,” ucap Naning.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- 2 ASN yang Dipecat karena Selingkuh Aktif Kembali, Bupati Gunungkidul Kecewa
- Bantul Berlakukan Status Siaga Banjir dan Longsor hingga 31 Desember 2024
- 150 Kader Adiwiyata SMP N 3 Banguntapan Dilantik, Siap Bergerak Lestarikan Lingkungan
- Polres Bantul Kerahkan 228 Personel untuk Mengamankan Masa Tenang Pilkada 2024
- Terlapor Tak Datang Klarifikasi, Penelusuran Dugaan Politik Uang di Pilkada Jogja Dihentikan
Advertisement
Advertisement