Advertisement

Warga Sedayu Budi Daya Ayam yang Dipercaya Bisa Deteksi Gempa & Gunung Meletus

Jumali
Kamis, 28 Oktober 2021 - 12:47 WIB
Sunartono
Warga Sedayu Budi Daya Ayam yang Dipercaya Bisa Deteksi Gempa & Gunung Meletus Dwi Susanto bersama ayamnya, Rabu (27/10). Harian Jogja - Jumali .

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL - Dwi Susanto, 33, warga Pereng Wetan RT55, Argorejo, Sedayu, Bantul sukses mengembangbiakan ayam ringneck pheasant. Selain berharga jutaan rupiah, ayam ini dipercaya mampu mendeteksi gempa dan erupsi gunung.

"Jadi ayam-ayam ini akan berkokok cukup lama sebelum ada gempa ataupun gunung meletus. Kira-kira sekitar lima sampai 10 menitan," kata Dwi, Rabu (27/10).

Advertisement

Apa yang diungkapkan oleh Dwi ini bukanlah upaya dia untuk menaikkan banderol ayam. Hal ini sesuai dengan pengalaman. Saat 2014 ayamnya tersebut tidak berhenti berkokok, usut punya usut tidak berselang lama Gunung Kelud meletus. "Gempa Pangandaran kemarin juga ayam ini tidak berhenti berkokok," jelasnya.

Dwi menduga ada bagian tubuh dari ayam ini yang berfungsi sebagai sensor gempa dan gunung meletus. "Mungkin di bagian kepala ini kan ada bulu seperti antena," katanya.

Menurut Dwi, karena keunikannya inilah banyak orang membeli ayam ini. Harga dari ayam ini per pasang Rp5 juta untuk anakan dan Rp10 juta per pasang untuk indukan.

"Biasanya saya jual ke Jabodetabek dan beberapa kota besar," ungkapnya.

Dwi mengaku awalnya mengimpor ayam itu dari Amerika Latin pada 2012. Meskipun ayam impor, perawatan ayam dengan ciri khas bulu yang menarik ini tidak sulit. "Sama kok seperti ayam lainnya. Harus pakai kandang juga," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement