Advertisement
Orang Tua & Masyarakat Harus Ikut Berperan Mencegah Stunting
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat berbagai masalah kesehatan. Meski telah terdeteksi mengalami stunting, kondisi anak masih bisa diperbaiki dengan berbagai upaya. Peran orang tua dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah stunting.
Penegasan ini disampaikan oleh Ketua Panitia Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (Unjaya), Francisca Romana Sri Supadmi dalam Giat Cegah Stunting Lebih Lanjut di Kalurahan Lumbungrejo, Kapanewon Tempel, Kamis (16/12/2021).
Advertisement
Ia menjelaskan stunting di antaranya disebabkan masalah gizi, infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang disebabkan oleh kurang gizi kronis di 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak.
“Angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi dan melebihi standar World Health Organization [WHO], di mana angka stunting di suatu negara prevalensinya tidak boleh lebih dari 20 persen. Berdasarkan hasil survei Status Gizi Balita di 2019, sebanyak 27,67 persen anak balita di Indonesia atau dapat diasumsikan satu dari tiga balita di Indonesia mengalami stunting,” ujarnya.
Untuk mendukung upaya pengurangan kejadian stunting, dosen dan mahasiswa Fakultas Kesehatan Unjaya yang terdiri dari Prodi Keperawatan (S-1), Prodi Farmasi (S-1), Prodi Kebidanan (S-1) dan Profesi Bidan Prodi Kebidanan (D-3), Prodi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (D-3), dan Prodi Teknologi Bank Darah (D-3), menggelar PKM ini. Kegiatan ini merupakan penerapan Inter Profesional Education (IPE) di Fakultas Kesehatan Unjaya.
PKM dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan yang terbagi dalam dua sesi kegiatan. Sesi pertama dengan sasaran anak balita yang terdiri dari kegiatan pemeriksaan pertumbuhan pada anak, edukasi dan praktik yoga pada anak, serta pemeriksaan kadar hemoglobin dan golongan darah pada anak.
Untuk sesi kedua dengan sasaran kader kalurahan meliputi kegiatan edukasi dan penyampaian informasi terkait dengan pentingnya dan persiapan masa 1.000 HPK. Topik tersebut disampaikan dalam tiga judul oleh tiga narasumber dari dosen.
Materi pertama dengan judul Ancaman Stunting pada 1.000 HPK disampaikan Bidan Reni Merta Kusuma; materi kedua berjudul Pentingnya Vitamin Selama Persiapan dan Masa 1.000 HPK oleh Ahmad Suriyadi Muslim; dan materi ketiga berjudul Pentingnya Melakukan Pencatatan Terhadap Hasil Pertumbuhan Anak oleh Eniyati.
Lurah Lumbungrejo, Muhammad Misbah Alhakim berharap dengan kegiatan ini masyarakat menjadi paham dan bisa menjaga apa yang menjadi program pemerintah melalui puskesmas, khususnya terkait dengan pengurangan stunting. “Semoga bermanfaat, khususnya bagi orang tua yang memiliki anak balita. Semoga 1.000 HPK untuk pencegahan stunting dapat berjalan dengan baik,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Lowongan Kerja: Kementerian PUPR Akan Buka 6.300 Formasi CPNS dan 19.900 PPPK, Ini Rinciannya
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Kapolresta Jogja Klaim Angka Kejahatan Jalanan Dapat Ditekan Selama Libur Lebaran 2024
- Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem
- Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024
- KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
Advertisement
Advertisement