Advertisement

Ratusan Warga Serbu Kantor BBWS Serayu Opak, Sebagian Jalan Solo Ditutup

Lugas Subarkah
Kamis, 06 Januari 2022 - 17:57 WIB
Bhekti Suryani
Ratusan Warga Serbu Kantor BBWS Serayu Opak, Sebagian Jalan Solo Ditutup Ratusan warga Wadas dan jaringan solidaritas menggelar aksi di depan kantor BBWS Serayu Opak, Kamis (6/1/2021) - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Ratusan warga Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, kembali berdemonstrasi di depan kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak di Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kamis (6/1/2021) siang. Kedatangan mereka yang kesekian kalinya ini masih membawa tuntutan yang sama, menolak penambangan batuan andesit di wilayahnya.

Ratusan warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa) tiba di kantor BBWS Serayu Opak sekira pukul 12.00 WIB, dengan menggunakan empat bus dan satu mobil pikap. Lantaran tidak dibukakan gerbang, mereka menggelar aksi di luar kantor, hingga polisi pun menutup Jalan Laksda Adisutjipto atau dikenal dengan Jalan Solo di sisi utara.

Advertisement

Ketua Gempadewa, Insin Sutrisno, menjelaskan rencana penambangan batuan andesit yang akan dilakukan di desa Wadas sudah ditolak keras sejak diusulkan. Namun, alih-alih didengarkan dan dipenuhi tuntutan warga, pemerintah malah abai dan tetap melanjutkan agenda pembangunan Bendungan Bener itu.

Padahal, berbagai upaya untuk mengajukan penolakan dan keberatan dengan adanya pembangunan Bendungan Bener yang berdampak ke Desa Wadas itu sudah dilakukan, baik di tingkat desa sampai pemerintah pusat.

BACA JUGA: Warga Gunungkidul Tewas Setelah Diserang Ratusan Tawon Vespa

“Proyek yang diklaim untuk kepentingan rakyat ini, nyatanya jauh panggang dari api dan hanya akan merusak wilayah tempat warga Wadas hidup. Bahkan, sejak desa Wadas ditetapkan sebagai tempat penambangan batuan andesit untuk bahan material pembangunan Bendungan Bener ini, warga malah kehilangan rasa aman dan selalu merasa was-was,” ujarnya.

Pemerintah melalui BBWS Serayu Opak, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun Bendungan Bener di Desa Guntur, Purworejo, Jawa Tengah. Bahan material berupa batuan andesit akan diambil dari dalam bukit sekaligus Desa Wadas. Seluas 114 hektare lahan produktif akan terdampak dari penambangan ini.

Berdasarkan catatan yang dihimpun oleh warga, sebanyak 16 kali dalam kurun waktu 28 hari kerja terhitung sejak 22 September 2021, aparat kepolisian dan sejumlah pihak datang ke Wadas. Warga menilai fenomena ini merupakan intimidasi terhadap penolakan warga terhadap rencana penambangan batuan andesit itu.

Maka dalam aksi kali ini, ada lima tuntutan yang diajukan, meliputi tolak proses pengadaan tanah di Wadas, tolak usaha pertambangan di Wadas, lawan teror dan intimidasi dari semua aparat, cabut Omnibus Law beserta aturan turunannya, hentikan Seluruh Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menindas rakyat.

Masa aksi ditemui oleh perwakilan BBWS Serayu Opak, yakni dari tim Pengadaan Tanah Pembangunan Bendungan Bener, Heri Prasetyo. Ia tidak memberi jawaban yang tidak memuaskan bagi masa aksi lantaran tidak mengabulkan tuntutan.

Menurutnya, penambangan batuan andesit di Wadas sudah diperhitungkan dengan matang beserta antisipasi dampak yang ditimbulkan, sehingga akan tetap berlanjut. “Semua kegiatan sudah diperhitungkan dengan baik, termasuk keamanannya. Terkait kerusakan alam, nanti akan kami reklamasi,” ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, tambang batuan andesit untuk digunakan sebagai material proyek Bendungan Bener di Purworejo. Bendungan raksasa itu sebagian bakal menyuplai kebutuhan air di Jogja yakni Yogyakarta International Airport (YIA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

ASN Akan Dipindah ke Ibu Kota Nusantara Secara Bertahap hingga 2029, Ini Prioritasnya

News
| Jum'at, 19 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement