Advertisement
Sejarah Margokaton, Kalurahan Lokasi Miliader-Miliarder Baru di Sleman karena Tol Jogja

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Nama Margokaton jadi buah perbincangan menyusul pembayaran uang ganti kerugian (UGK) untuk lahan Tol Jogja-Bawen di wilayah itu.
Margokaton merupakan sebuah desa atau yang sekarang disebut kalurahan di Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman. Ikhwal pembayaran uang ganti kerugian lahan tol Jogja-Bawen itu memunculkan miliarder-miliarder baru di Margokaton setelah puluhan warga Margokaton menerima uang ganti rugi hingga miliaran rupiah.
Advertisement
Dalam sejarahnya, seperti dikutip dari web Kalurahan Margokaton, pada awalnya Kapanewon Seyegan yang dikepalai seorang Panewu (Camat), membawahi 15 kelurahan, yakni Watukarung, Gentan, Gerjen, Susukan, Planggok, Bokong, Ngino, Pete, Sompokan, Jomblangan, Cibuk, Barak, Klangkapan, Kadipiro, dan Kandangan.
Kemudian melalui Maklumat Kasultanan Yogyakarta No.5/1948, maka 15 kelurahan saling bergabung menjadi lima kelurahan definitif sampai saat ini, yaitu Margoluwih, Margodadi, Margokaton, Margomulyo dan Margoagung.
Berdasarkan saksi sejarah, awal mula Kalurahan Margokaton sebenarnya sudah ada sejak 1935 yang pada waktu itu berkantor di kediaman R. Sosroyuwono di Susukan, sekaligus sebagai Lurah pertama periode tahun 1935-1946.
Kalurahan Margokaton secara administrasi menempati area seluas 19,33% (515 Ha) dari luas Kapanewon Seyegan (26,63 Ha), dibagi menjadi 12 padukuhan, yaitu Susukan I, Susukan II, Susukan III, Somokaton, Ngaran, Planggok, Grajegan, Bolu, Nyamplung, Seyegan, Sonoharjo dan Bantula.
Letak Kalurahan Margokaton berada di daerah yang strategis dan berada di jalur jalan raya Jogja – Kebonagung dengan batas-batas wilayah Kapanewon Tempel dan Kapanewon Minggir. Secara umum, kondisi iklim di Kalurahan Margokaton berciri iklim tropis yang ditandai dengan pergantian musim kemarau dan musim hujan sepanjang tahun.
Wilayah Kalurahan Margokaton memiliki sumber mata air yang ketika musim penghujan sangat tinggi debit airnya, tapi di beberapa wilayah akan berkurang debitnya ketika musin kemarau. Mata air tersebut dimanfaatkan untuk sumber air minum, pengairan dan peternakan yang pemanfaatannya tidak hanya untuk masyarakat Margokaton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Viral Grup Inses Fantasi Sedarah, Pembahasan dan Pengesahan RUU Ketahanan Keluarga Diminta Disegerakan
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Gunungkidul Alokasikan Rp2,2 Miliar untuk Biayai Program Kesetaraan Pendidikan
- DIY Targetkan Bebas Malaria Juni 2025, Perang Terhadap DBD Terus Digencarkan
- Kasus Obesitas Melonjak, Dinkes Bantul Klaim Efek Skrining dan Gaya Hidup Tak Sehat
- Pelaksanaan Hari Pertama ASPD SD/MI di Bantul Diklaim Lancar
- Respons Bupati Terkait Kasus Perusakan Makam di Bantul, Halim: Nggak Ngerti Ajaran Agama
Advertisement