Advertisement

Sejarah Margokaton, Kalurahan Lokasi Miliader-Miliarder Baru di Sleman karena Tol Jogja

Galih Eko Kurniawan
Selasa, 11 Januari 2022 - 17:27 WIB
Galih Eko Kurniawan
Sejarah Margokaton, Kalurahan Lokasi Miliader-Miliarder Baru di Sleman karena Tol Jogja Margokaton. - Harian Jogja - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Nama Margokaton jadi buah perbincangan menyusul pembayaran uang ganti kerugian (UGK) untuk lahan Tol Jogja-Bawen di wilayah itu.

Margokaton merupakan sebuah desa atau yang sekarang disebut kalurahan di Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman. Ikhwal pembayaran uang ganti kerugian lahan tol Jogja-Bawen itu memunculkan miliarder-miliarder baru di Margokaton setelah puluhan warga Margokaton menerima uang ganti rugi hingga miliaran rupiah.

Advertisement

Dalam sejarahnya, seperti dikutip dari web Kalurahan Margokaton, pada awalnya Kapanewon Seyegan yang dikepalai seorang Panewu (Camat), membawahi 15 kelurahan, yakni Watukarung, Gentan, Gerjen, Susukan, Planggok, Bokong, Ngino, Pete, Sompokan, Jomblangan, Cibuk, Barak, Klangkapan, Kadipiro, dan Kandangan.

Kemudian melalui Maklumat Kasultanan Yogyakarta No.5/1948, maka 15 kelurahan saling bergabung menjadi lima kelurahan definitif sampai saat ini, yaitu Margoluwih, Margodadi, Margokaton, Margomulyo dan Margoagung.

Berdasarkan saksi sejarah, awal mula Kalurahan Margokaton sebenarnya sudah ada sejak 1935 yang pada waktu itu berkantor di kediaman R. Sosroyuwono di Susukan, sekaligus sebagai Lurah pertama periode tahun 1935-1946.

Kalurahan Margokaton secara administrasi menempati area seluas 19,33% (515 Ha) dari luas Kapanewon Seyegan (26,63 Ha), dibagi menjadi 12 padukuhan, yaitu Susukan I, Susukan II, Susukan III, Somokaton, Ngaran, Planggok, Grajegan, Bolu, Nyamplung, Seyegan, Sonoharjo dan Bantula.

Letak Kalurahan Margokaton berada di daerah yang strategis dan berada di jalur jalan raya Jogja – Kebonagung dengan batas-batas wilayah Kapanewon Tempel dan Kapanewon Minggir. Secara umum, kondisi iklim di Kalurahan Margokaton berciri iklim tropis yang ditandai dengan pergantian musim kemarau dan musim hujan sepanjang tahun.

Wilayah Kalurahan Margokaton memiliki sumber mata air yang ketika musim penghujan sangat tinggi debit airnya, tapi di beberapa wilayah akan berkurang debitnya ketika musin kemarau. Mata air tersebut dimanfaatkan untuk sumber air minum, pengairan dan peternakan yang pemanfaatannya tidak hanya untuk masyarakat Margokaton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pendidik di Pacitan Antusias Kolaborasi dengan Museum Song Terus

News
| Jum'at, 26 Juli 2024, 22:40 WIB

Advertisement

alt

Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya

Wisata
| Rabu, 24 Juli 2024, 15:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement