Advertisement

Terdampak Pembangunan Tol Jogja-YIA, Lahan Pertanian Terus Menyusut

Maya Herawati
Minggu, 27 Juli 2025 - 20:27 WIB
Khairul Ma'arif
Terdampak Pembangunan Tol Jogja-YIA, Lahan Pertanian Terus Menyusut Proses pembangunan Tol Jogja-Solo-YIA Seksi 2 Paket 2.2 Trihanggo-Junction Sleman. - Istimewa // PT Adhi Karya

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pembangunan Jalan Tol Jogja-Yogyakarta International Airport (YIA) bakal berdampak menyusutnya luas lahan pertanian di Bumi Binangun.

Efeknya akan terjadi penurunan hasil pertanian, karena jalan tol tersebut juga melewati kawasan pertanian produktif seperti persawahan. Menyadari dampak tersebut, Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kulonprogo mulai bersiap melakukan antisipasi.

Staf Bidang Produksi dan Perlindungan Dispertapa Kulonprogo, Heri Sugiyanto, mengungkapkan alih fungsi lahan persawahan untuk jalan tol bisa menurunkan produksi pertanian padi hingga mencapai ratusan ton per tahun, terutama dalam bentuk gabah kering giling (GKG). "Diperkirakan angka penurunannya khusus pertanian padi bisa mencapai 485 ton GKG," katanya saat dihubungi, Minggu (27/7/2025).

Advertisement

Dia menjelaskan perhitungan prediksi penurunan produksi pertanian padi tersebut. Menurutnya, 485 ton GKG berkurang dalam setahun imbas tol dengan asumsi dua kali masa tanam persawahan dengan rata-rata hasil produksi mencapai 65,56 kuintal per hektare.

Lantas angka tersebut, dipadukan dengan berkurangnya luasan sawah karena tol yang mencapai sekitar 37 hektare. "Sehingga ketemu angka produksi 485 ton GKG dalam setahun yang menurun imbas alih fungsi lahan menjadi jalan tol," kata Heri.

Menurutnya, saat ini luas lahan baku sawah Kulonprogo mencapai 11.047 hektare. Namun, tentunya jumlah penurunan produksi pertanian di Kulonprogo nantinya akan dipengaruhi dengan angka pasti luasan lahan pertanian yang beralih fungsi untuk jalan tol.

Dia mengaku belum mengetahui angka konkret luasan sawah yang beralih fungsi karena pengadaan lahan untuk Jalan Tol Jogja-Bandara YIA masih terus berproses di Kantor BPN Kulonprogo.

Dia mengklaim, jajarannya tengah fokus menangani dampak penurunan produksi hasil pertanian akibat adanya jalan tol. Menurutnya, program cetak sawah baru dan optimalisasi lahan yang ada menjadi solusi untuk menghadapi alih fungsi persawahan karena tol.

"Membuat sawah baru di sekitar sawah yang sudah ada. Lahan yang dulunya ditanami tanaman keras seperti kayu, kemudian dijadikan sawah untuk menanam padi," ucap Heri. Sedangkan optimalisasi lahan dilakukan dengan meningkatkan produktivitas yang telah ada, baik melalui pengelolaan lahan, persemaian, pemupukan, perawatan tanaman maupun saat panen.

BACA JUGA: Final Piala AFF U-23 Timnas Indonesia Vs Vietnam, Erick Thohir: Sana Main Keras di Sini Kasih Keras

Sementara, Sekretaris Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kulonprogo, Saryono, mengatakan penyusutan luas lahan persawahan pasti akan terjadi ketika pembangunan jalan tol Jogja-YIA dimulai.

Menurutnya, potensi pengurangan lahan pertanian khusus lahan sawah dilindungi (LSD) mencapai sekitar 50 hektare. "Sedangkan untuk lahan pertanian pangan berkelanjutan [LP2B] potensinya cukup banyak yang beralih fungsi untuk tol dengan asumsi 100 meter dikalikan sekian kilometer," ungkapnya.

Saryono mencontohkan, LP2B di Kulonprogo yang terdampak pengurangan karena jalan tol seperti di Kapanewon Nanggulan dan Pengasih. Namun, karena pembangunan jalan tol ini merupakan proyek strategi nasional (PSN), maka langsung diurus Pemerintah Pusat, lantaran untuk pengalihan LSD khususnya harus dilakukan di tingkat Pusat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ini Cara Pemerintah Inggris Memperketat Penggunaan Internet untuk Anak, Bisa Ditiru

News
| Minggu, 27 Juli 2025, 21:47 WIB

Advertisement

alt

Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025

Wisata
| Sabtu, 26 Juli 2025, 05:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement