Lalat Buah Mulai Serang Cabai Off Season di Bantul
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Organisme penggangu tanaman (OPT) utama tanaman cabai, yakni lalat buah, mulai menyerang lokasi budi daya cabai off season lahan pasir di kawasan Srigading, Sanden, Bantul. Balai Proteksi Tanaman Pertanian (BPTP) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY merekomendasikan sejumlah strategi pengendalian hama lalat buah.
Program budi daya cabai off season bekerja sama dengan Forum Komunikasi Petani Ngrembaka Nir Sambikala, Sanden. Salah satu anggota forum, Yuni, yang bertugas merawat tanaman pada Rabu (19/1/2022) mengeluhkan serangan hama yang telah terjadi semenjak sepekan lalu.
Advertisement
BACA JUGA: Parkir Bus Nuthuk Rp350.000 di Jogja, Dishub Tak Berdaya
Hama lalat buah menyerang cabai pada stadia imago dan larva. Lalat buah dewasa akan menggunakan ovipositornya untuk memasukan telur ke dalam buah. Telur yang berkembang menjadi larva lalat yang berada dalam buah akan menggerogoti bagian dalam buah.
Buah yang terserang lalat akan menunjukkan bintik hitam bekas tusukan ovipositor dan kemudian busuk. Yuni mendapati cabai pada busuk dan rontok.
"Banyak cabai yang jatuh ke pasir sudah membusuk. Ternyata, beberapa cabai yang masih di tangkai pun mulai membusuk," tuturnya.
Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) UPTD BPTP DPKP DIY, Rais Sulistyo, menyarankan beberapa pengendalian mekanik dan hayati yang bisa diterapkan untuk mengendalikan hama lalat buah. Rais menjelaskan buah yang busuk bisa segera dipetik lalu dimasukkan ke dalam plastik tertutup atau ditimbun ke tanah dengan kedalaman 50 sentimeter.
"Jika sudah jatuh maka sudah ada larva. Lima hari kemudian [larva] menetas menjadi lalat buah kemudian akan kawin dan bertelur lagi. Kalau cabai buruk tidak diambil, sama saja ternak lalat buah," tutur Rais.
Pengendalian lainnya dapat dilakukan melalui penggunaan perangkap botol berwarna kuning. Bagian dalam botol dicat seluruhnya dengan warna kuning lalu dipasang di dekat tanaman cabai.
Bagian luar botol selanjutnya dipasangi plastik bening dan lem. Spektrum cahaya yang terpantul dari warna kuning botol akan menarik lalat buah dewasa untuk hinggap dan terperangkap pada botol. Cara ini bisa dikombinasikan secara hayati dengan penambahan zat feromon seks yang secara alami membuat lalat buah tertarik.
"Tadi kami sudah uji coba pelekat kuning dengan feromon. Dan ternyata dalam waktu 30 menit sudah banyak lalat buah yang terperangkap dalam pelekat kuning,” kata dia.
BACA JUGA: Waspadai Spekulan Tanah Tol Jogja-Bawen
Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Imawan Eko Handriyanto, mengatakan upaya pengendalian hama telah dilakukan jauh-jauh hari, salah satunya dengan perangkap kuning. Perangkap kuning yang digunakan berupa lembaran plastik kuning yang berwarna kuning yang dioleskan lem.
"Kami juga menggunakan pengendalian hayati dengan pupuk hayati. Secara teknis yellow trap untuk perangkap pengendalian lalat buah. Kimiawinya benar-benar ditekan, mengarah ke arah ramah lingkungan," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kantor Presiden Korea Selatan Digerebek Polisi Buntut Darurat Militer
Advertisement
Mingguan (Jalan-Jalan 14 Desember) - Jogja Selalu Merayakan Buku
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement