Harga Tanah di Sekitar Proyek Tol Jogja Naik Drastis, Kini Rp3 Juta per Meter
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Harga tanah di sekitar Tol Jogja Bawen di Tempel, Sleman, naik dua kali lipat, tanah di pinggir jalan yang semula Rp1,5 per meter persegi kini dihargai Rp3 juta. Naiknya harga tanah itu membuat sebagian warga yang sudah menerima uang ganti rugi proyek tol kesulitan mendapatkan lahan pengganti.
Bukhori, warga Barongan, Banyurejo, Tempel menerima lebih dari Rp2 miliar dari tiga bidang tanah yang tergusur Tol Jogja Bawen. Uang yang dia terima akan dibagikan kepada adik-adiknya dan juga dipakai membeli tanah pengganti.
Advertisement
BACA JUGA: Ganti Rugi Lahan Tol Jogja Bawen Rp7 Triliun, Biaya Pembangunan Rp14 Triliun
Namun, dia kesulitan mendapatkan lahan pengganti karena tingginya harga tanah. “Harga tanah di sini sudah mahal, naik dua kali lipat. Kalau dulu Rp500.000 sekarang jadi Rp1 juta-Rp1,5 juta per meter. Tanah di pinggir jalan awalnya Rp1,5 juta per meter sekarang jadi Rp3 juta,” kata Bukhori seusai memperoleh uang ganti rugi Tol Jogja Bawen di Balai Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Sabtu (29/1/2022).
Sebelumnya, sejumlah warga Gangsiran, Banyurejo, Tempel, mengeluhkan tingginya harga lahan pengganti di sekitar Banyurejo setelah pembayaran ganti rugi dimulai.Nasyiah kehilangan lahan pekarangan sekitar 1.000 meter persegi untuk proyek tol dan menerima miliaran rupiah, sedangkan Murih menerima ganti rugi untuk 200 meter persegi dari 900 meter persegi lahan miliknya. Ia menerima ratusan juta rupiah.
“Tapi sampai saat ini saya belum dapat lahan pengganti. Harganya malah naik, kalau sebelumnya biasa Rp500.000 per meter saat ini bisa sampai Rp2 juta per meter. Pusing saya,” kata Murih.
BACA JUGA: Ini Peta Tol Jogja Bawen yang Dibangun Bulan Depan, Kebanyakan Melayang di Atas Selokan
Dia mengharapkan pemerintah bisa membantu menekan harga tanah yang mulai tak terkendali. Jika harga tanah naik drastis, warga yang tergusur Tol Jogja Bawen tidak memiliki keuntungan meskipun sudah kehilangan lahan untuk pembangunan jalan. “Ya kalau harga tanah tinggi sesuai yang diterima kami, terus untuk bangun rumahnya dari mana? Nilai historis rumah itu kan tidak bisa dinilai oleh rupiah,” katanya.
Sukamto, warga Desa Banyurejo lainnya, mengaku belum mendapatkan calon lahan pengganti untuk tanahnya yang tergusur Tol Jogja Bawen. Sukamto enggan menyebut uang ganti rugi yang dia terima akibat pembangunan jalan tol tersebut.
“Saya masih kesulitan mencari lahan pengganti. Luas lahan sawah saya yang terdampak sekitar 1.000 meter persegi,” katanya.
Lurah Banyurejo Saparjo mengatakan naiknya harga tanah di wilayah Banyurejo masih wajar. Kenaikan itu akibat hukum pasar. Pemerintah, lanjutnya tidak bisa melakukan intervensi karena jual beli lahan merupakan urusan masing-masing individu.
Kenaikan harga tanah di Banyurejo, lanjut dia, juga terjadi karena banyak warga yang juga enggan untuk menjual lahannya. Kondisi tersebut sedikit banyak bisa memengaruhi kenaikan harga karena lahan yang dijual pemiliknya menjadi terbatas.
BACA JUGA: Tol Jogja Bawen Seksi I Selesai Maret Tahun Depan, Peletakan Batu Pertama di Tirtoadi Bulan Depan
“Misalnya kalau ada satu lahan yang dicari tiga sampai empat orang, ya otomatis ada tawar menawar dan kenaikan harga. Itu hukum pasar, kami tidak bisa mengintervensi karena urusan orang per orang,” kata Saparjo.
Dia berharap warga terdampak Tol Jogja Bawen tidak hanya mencari lahan pengganti di wilayah Banyurejo. Mereka bisa membeli lahan di luar Desa Banyurejo yang harganya masih terbilang murah. Bisa di Tambakrejo maupun wilayah Kulonprogo yang jauh dari Tol Jogja Bawen. “Ya itu salah satu strateginya agar warga bisa kembali membeli tanah,” ujar Saparjo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dinas Kebudayaan Gelar Malam Anugerah Kebudayaan dan Launching Aplikasi SIWA
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
Advertisement
Advertisement