Pedagang Tempe & Tahu Bantul Takut Kehilangan Pembeli
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Naiknya harga kedelai mulai membuat khawatir para pedagang tahu dan tempe. Selain ukuran yang lebih kecil, beberapa jenis tahu kini harganya juga naik. Konsisi ini membuat pedagang waswas kehilangan pembeli.
Salah satu pedagang tahu di Pasar Bantul, Sarbini mengakui adanya kenaikan harga untuk beberapa jenis tahu. Tahu magel atau tahu yang telah digoreng, harganya naik Rp1.000, dari Rp12.000 per kilogram menjadi Rp13.000 per kilogram.
Advertisement
BACA JUGA: Kondisi Terkini Stok Minyak Goreng di Jogja, yang Tersedia Rp70.000 ke Atas
Selain tahu magel, harga tahu pong juga naik signifikan dari Rp25.000 per kilogram, sejak 10 hari terakhir harganya naik menjadi Rp28.000 per kilogram.
Kenaikan harga tahu pong dan tahu magel dipicu efek ganda yakni kenaikan harga kedelai dan minyak goreng. Padahal, dalam proses pembuatannya, tahu pong dan tahu magel harus digoreng terlebih dahulu.
Tahu putih harganya cenderung stabil, dan belum ada kenaikan, yakni Rp9.000 per kilogram. Sarbini menerangkan kendati ukuran tahu jenis ini sedikit menyusut, harganya tak dinaikkan karena tahu ini dijual secara kiloan bukan per biji.
"Kalau naik menjadi Rp10.000 terkadang ada konsumen yang protes dan enggak jadi membeli," katanya.
Dampak kenaikan harga kedelai ini berpengaruh terhadap penjualan tahu milik Sarbini. Rata-rata para konsumen memilih mengurangi jumlah pembelian karena harga yang naik. "Semua konsumen sekarang mengurangi jumlah pembelian," ujarnya.
Tak hanya tahu, pedagang tempe pun terkena dampak dari kenaikan harga kedelai. Salah satu pedagang tempe di Pasar Bantul, Jemikem menyampaikan ukuran tempe saat ini lebih tipis. Penyusutan ini hampir terjadi untuk semua jenis kemasan, baik kemasan plastik maupun daun dengan berbagai ukuran.
"Harganya tetap tetapi ukurannya menyusut," tuturnya.
BACA JUGA: Ini Tahap Pembebasan Lahan Tol Jogja Solo yang Lewati Ring Road, Dimulai dari Barat
Meski menyusut, penjualan tempe masih terhitung bagus. Meski demikian, Jemikem mengaku tetap waswas jika harga kedelai terus naik. Dia khawatir dengan ukuran yang semakin kecil, konsumen enggan membeli tempe.
"Kalau dikurangi lagi ukurannya, pembeli pasti protes. Kalau harga dinaikkan, konsumen juga keberatan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
Advertisement
Advertisement