Advertisement

Melanggar Aturan, Beberapa Toko di Jogja Kedapatan Menjual Minyak Goreng Paketan

Sirojul Khafid
Rabu, 23 Februari 2022 - 20:27 WIB
Bhekti Suryani
Melanggar Aturan, Beberapa Toko di Jogja Kedapatan Menjual Minyak Goreng Paketan Seorang pembeli hendak mencari minyak goreng di Superindo yang beralamat di Jalan Urip Sumoharjo, Gondokusuman, Jogja, Senin (21/2/2022)-Harian Jogja - Sirojul Khafid

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Sejumlah toko sembako di Kota Jogja kedapatan menjual minyak goreng secara paketan atau bundling dengan barang lain. Toko-toko non-distributor ini yang memasok minyak goreng ke beberapa pasar tradisional. 

Menurut salah satu pedagang di Pasar Beringharjo, Joko, meski masih terbatas, minyak goreng dari distributor sudah mulai lancar. Stok dari distributor hanya datang sekali dalam dua pekan. Sekali stok minyak goreng datang dari distributor jumlahnya dua sampai tiga karton. Satu karton berisi 12 liter. 

Advertisement

Dalam penjualannya, Joko bisa menghabiskan tiga karton dalam waktu lima hari. Saat barang habis dan dari distributor belum datang, maka dia akan membeli minyak goreng dari toko di luar pasar. Namun untuk pembelian di luar distributor, minyak goreng dipaketkan atau di-bundling dengan barang lain. 

Sebagai contoh, satu liter minyak goreng di-bundling dengan satu batang sabun mandi. Dengan sistem ini, maka pedagang mau tidak mau membeli sabun yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Selain sabun, adapula bundling berupa agar-agar, penyedap, sampai kecap. 

"Kami jadi keluar uang banyak kan. Cuma beli minyak dua karton Rp300.000 sama beli barang lainnya jadi Rp500.000 kan jadi tambah mengeluarkan uang lebih banyak. Dan barang [bundling itu] belum tentu laku," kata Joko, Rabu (23/2/2022). "Tapi stoknya belum stabil. Jualnya ada yang Rp30.000, Rp28.000, atau Rp34.000 per dua liter. Apabila dari distributor habis, belinya di toko-toko di luar pasar," kata Joko, Rabu (23/2/2022). 

Hal serupa juga dirasakan oleh pedagang di Pasar Beringharjo lain, Iswarini. Kini pembelian stok hanya tiga karton. Apabila lebih dari itu, dia juga terkena sistem bundling. Iswarini mengaku susah menjual barang bundling lantaran bukan barang yang laris dijual. 

"Barang bundling seperti sabun madicare, harmoni. Satu liter harus beli satu biji, satu karton 12 biji. Harga sabun dari sana udah dua ribu. Kadang orang beli enggak butuh sabun, kadang sabunnya dijual sendiri," kata Iswarini. 

Apabila mendapat stok dari distributor, Iswarini menjual minyak seharga Rp14.000 perliter. Namun apabila mendapat barang dari toko biasa dengan bundling, maka akan dijual Rp15.000-Rp16.000 perliter. Dalam penjualan tiga karton minyak goreng, dia bisa menghabiskan waktu sekitar lima hari. 

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Disperindag DIY, Yanto Aprianto mengatakan penjualan minyak dengan bundling ini menyalahi aturan tentang persaingan usaha. Saat ini Disperindag DIY sedang memantau di lapangan dan akan ada penelusuran. Apabila ada temuan tersebut, langkah awal berupa peringatan. 

"Kami sementara ini kalau ditemukan seperti itu akan kami beri peringatan dulu, setelah itu kami tindaklanjuti. Minyak goreng dalam kondisi kurang baik saat ini karena keterlambatan supplay, saya imbau pelaku usaha tidak perlu lakukan bundling," kata Yanto. 

Saat ini Disperindag DIY sedang memetakan permasalan di lapangan terkait minyak goreng. "Kami usahakan dengan maping, semoga ke depan di DIY bisa dibanjiri minyak goreng," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement