Targetkan Kasus TB Turun 50% di Kota dan Kulonprogo, Ini Strategi Zero TB Yogyakarta
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Zero TB Yogyakarta menargetkan penurunan 50% kasus tuberculosis (TBC) di wilayah Kota Jogja dan Kulonprogo lima tahun ke depan. Jumlah kasus kematian akibat penyakit TB di Indonesia cukup tinggi.
“Kami bertekad untuk mengeliminasi TBC di Yogyakarta pada tahun 2030. Maka Dari itu kami juga menyusun model penanggulangan TBC secara komprehensif yakni bagaimana kami menemukan kasusnya, kemudian mengobati dan setelah itu mencegahnya,” ujar Project Director Zero TB Yogyakarta, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat & Keperawatan UGM, dr Rina Triasih PhD, Sp.A, di Harian Jogja, Jumat (25/02/2022).
Lebih lanjut Rina mengatakan tim Zero TB Yogyakarta berusaha menemukan kasus TB secara aktif menggunakan mobil rontgen yang menyasar ke sejumlah titik baik di Yogyakarta maupun Kulonprogo, melakukan investigasi kontak seluruh orang serumah dengan pasien TBC serta skrining TBC pada anak di Posyandu. Di mobil rontgen, tim bisa memeriksa warga secara langsung sehingga bisa diketahui apakah warga tersebut terindikasi TB atau tidak. Jika diketahui TB, tim Zero TB Yogyakarta memberikan support dan konsultasi untuk dokter puskesmas dalam menentukan pemberian terapi TB.
“Itu yang upaya mengobati,” ujar Rina di damping tim Zero TB Yogyakarta, dr Bintari D, dr Betty Nababan dan Muh Ali Mahrus.
Tim juga melakukan pencegahan dengan melakukan terapi pencegahan TBC (TPT) jangka pendek dan memperluas target pemberian TPT ke seluruh kontak serumah. Dia mengakui, untuk menemukan kasus TB ini juga susah meskipun secara faktual kasus itu benar-benar ada di masyarakat. Maka dari itu, tim Zero TB Yogyakarta melakukan berbagai cara yakni menggandeng kaum muda untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan dan penanganan TB.
Untuk menemukan kasus TB secara aktif yang menggunakan mobil rontgen menyasar daerah kumuh, mereka yang pernah kontak serumah, anak balita, kawasan pasar, rutan/lapas, pesantren dan lainnya. Sedangkan untuk skrining TB di Posyandu sasarannya kepada anak Balita.
Rina mengakui, untuk mengatasi TB ini bukan hal yang mudah. Maka dari itu butuh partisipasi dari semua pihak, kalangan pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, juga media massa. “Tanpa ada sinergi dari beberapa pihak ini, upaya utuk mengatasi TB di masyarakat akan semakin susah. Yang paling penting adalah adanya kesadaran dari masyarakat. Jika mereka mengalami gejala TB, harapan kami mereka bisa melapor ke puskesmas,” kata Rina.
Rina menargetkan kasus TB di Kota Jogja dan Kulonprogo bisa menurun 50% dalam jangka waktu lima tahun ke depan. “Kami sudah sampaikan masalah ini ke Gubernur DIY Sri Sultan HB X. Beliau memberi respons positif dan mendukung program ini. Beliau berharap program ini bisa diperluas seluruh kabupaten/kota di DIY,” ungkap Rina. (*)
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
30 Orang Meninggal Dunia Saat Berebut Bagi-Bagi Makanan Gratis di Nigeria
Advertisement
Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup
Advertisement
Berita Populer
- Gereja HKTY Ganjuran Bantul Gelar Empat Kali Misa Natal, Ini Jadwalnya
- KAI Tambah 1.400 Perjalanan Saat Libur Natal dan Tahun Baru
- Perumda PDAM Tirtamarta Gelar Wayang Kulit Lakon Wahyu Pulung Warih
- Incar Mahasiswa, Kasus Penipuan Penggelapan Paling Banyak Terjadi di Sleman
- Pusat Oleh-Oleh Diharapkan Mampu Tumbuhkan Ekonomi Jogja
Advertisement
Advertisement