Advertisement
Zona Merah Covid-19 di Gunungkidul Kian Meluas
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul memastikan jumlah RT zona oranye di Gunungkidul bertambah banyak. Hal terlihat dari peta zonasi kerawanan Corona yang dikeluarkan Selasa (28/2/2022).
Berdasarkan data tersebut, dari 6.854 Rukun Tetangga (RT) di Gunungkidul, mayoritas masih zona hijau dengan jumlah sebanyak 6.069 RT. Sedangkan untuk zona kuning ada 768 RT dan zona oranye sebanyak 17 RT.
Advertisement
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan untuk RT zona merah hingga sekarang belum ada. Meski demikian, hasil pendataan terbaru berkaitan dengan peta zonasi ada penambahan yang signifikan untuk RT zona kuning dan oranye.
Dia mencontohkan pada pekan lalu hanya ada satu RT zona oranye, tetapi berdasarkan pendataan terbaru bertambah menjadi 17 RT. Hal sama untuk zona kuning dari awalnya 378 RT menjadi 768 RT.
“Untuk zona merah hingga sekarang belum ada. Dampak dari kenaikan RT zona kuning dan merah, untuk zona hijau berkurang dari 6.475 menjadi 6.069 RT,” kata Dewi, Selasa siang.
Menurut dia, perubahan peta zonasi kerawanan terkait erat dengan perkembangan penularan virus Corona di masing-masing wilayah. Peta ini diperbarui setiap satu pekan sekali.
Kepala Satpol PP Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, untuk sekarang di Gunungkidul masih berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3. Sesuai dengan aturan dari Pemerintah Pusat, kegiatan di masyarakat dibatasi,
Dia berharap kepada masyarakat untuk patuh dan disiplin menjalankan protokol kesehatan agar laju penularan virus dapat dikendalikan.
Di sisi lain, kasus kematian akibat Corona di Gunungkidul masih terus bertambah. Selasa (1/3/2022) ada penambahan sebanyak empat orang sehingga total jumlah meninggal mencapai 1.058 kasus selama masa pandemi.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan kasus Corona di Gunungkidul pada Selasa bertambah sebanyak 119 orang yang dinyatakan positif. Sedangkan total kasus aktif 1.470 sebanyak orang.
Dia menambahkan, untuk kasus kematian semuanya belum divaksinasi. Dewi juga mengimbau kepada masyarakat untuk terus waspada. Selain itu, juga ada upaya pemantauan lebih ketat kepada pasien yang berstatus lansia maupun yang memiliki penyakit bawaan. “Kami juga minta kepada perangkat kalurahan untuk membantu dalam upaya pengawasan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Rentetan Gempa Bawean Terus Menurun, BMKG Catat Gempa Susulan Mencapai 333 Kali
- BRI Bagikan Paket Sembako dan Santunan bagi Anak Yatim di Jogja
- Polda DIY Siapkan Antisipasi Lalu Lintas Selama Libur Lebaran 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jogja, Kamis 28 Maret 2024
- Jadwal KRL Jogja Solo Kamis 28 Maret 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement