Advertisement
Psikolog Akan Dampingi Bocah Balita Gunungkidul yang Kecanduan Rokok

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (P3A) Gunungkidul turun tangan membantu bocah berusia di bawah lima tahun atau balita di Gunungkidul untuk menghilangkan kecanduan rokok.
Advertisement
D, bocah tiga tahun tersebut tiap hari merokok satu batang dan akan mengamuk apabila permintaan rokoknya ditolak.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Sosial P3A Gunungkidul Aris Winata mengatakan sudah mendatangi keluarga bocah pencandu rokok di Kalurahan Sidorejo, Ponjong.
“Kami menangani masalah psikologinya, sedangkan urusan medis ditangani puskesmas setempat,” kata Aris kepada wartawan, Rabu (23/3).
Psikolog memberikan pendampingan agar anak bisa menghilangkan kebiasaan buruk ini. Selain itu, orang tua anak juga diberi bimbingan dalam upaya membantu dalam menangani anak saat meminta rokok.
Dinas juga akan melakukan sosialisasi di lingkungan sekitar anak-anak tentang bahaya merokok karena secara tidak langsung kebiasaan merokok bisa ditiru.
Kepala Dinas Sosial P3A Gunungkidul, Asti Wijayanti, mengatakan masalah ini harus diselesaikan dengan sabar dan telaten. Salah satunya dengan memberikan edukasi kepada orang tua agar tidak selalu menuruti keinginan anak.
BACA JUGA: Tak Cuma Sekali, Ini 5 Kasus Pencurian Pakaian Dalam di Bantul
Pasangan suami istri di Desa Sidorejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, kebingungan karena anak mereka yang berusia tiga tahun sudah kecanduan rokok.
Saking kecanduannya, si anak balita itu akan mengamuk dan membanting perabotan rumah manakala permintaannya untuk merokok tidak dipenuhi. Si ibu mengatakan anaknya kecanduan merokok sejak tiga bulan lalu. Awalnya, anaknya hanya mengisap puntung, tetapi lama kelamaan minta sebatang rokok utuh.
“Sekarang kalau ayahnya pulang langsung minta rokok sambil merengek,” kata si ibu kepada wartawan, Selasa (22/3/2022).
Dalam sehari D minimal mengisap satu batang rokok. “Kalau mau Magrib pasti minta. Dia juga memilih rokok, kalau dikasih rokok kretek tidak mau,” katanya.
Si ibu merasa khawatir dengan kebiasaan anaknya. “Kalau sudah minta harus dikasih. Kalau tidak, dia akan mengamuk dan membanting perabotan di rumah. Saat diberi rokok, ia langsung bugar,” ujarnya.
Ia sudah mencoba menyembunyikan korek api, tapi D malah membeli sendiri ke warung. Si ibu juga telah meminta suaminya untuk tidak merokok di rumah.
“Saya juga sudah membawanya ke orang pintar, tapi belum juga membuahkan hasil karena D tetap merengek minta rokok,” katanya.
Untuk menghilangkan kebiasaan buruk anaknya, si ibu sudah memasukan D ke sekolah mulai Selasa pagi. Selain itu, interaksi D dengan tetangga sekitar juga dibatasi.
BACA JUGA: Pria Bantul Curi BH untuk Dicium Baunya, Ini 6 Kasus Serupa di Indonesia
“Di depan rumah saya ada pos ronda dan lalu lalang truk pembawa batu kalsit. Terkadang warga ada yang menggoda dengan menawari rokok,” katanya.
Sementara, si ayah mengaku tidak berani lagi merokok di rumah karena anaknya pasti meminta rokok lantaran sudah kecanduan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Tuntut Ganti Rugi, Karen Agustiawan Gugat Perusahaan Akuntan PwC Rp1,2 Triliun
- IBL 2024 Pakai Format Home Away agar Industri Bola Basket Meroket
- Pengobatan Berhasil, 141 Pengidap HIV Wonogiri Tersupresi & Tak Lagi Menularkan
- Formula 1 Umumkan Kalender Balapan 2024, China dan Miami Ikut jadi Tuan Rumah
Berita Pilihan
Advertisement

Jenazah Pendaki Korban Erupsi Marapi: 3 Teridentifikasi Asal Riau
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Serahkan DIPA dan Buku Alokasi TKD 2024, Belanja Negara di DIY 2024 Naik 12,08 Persen
- Soal Video Ade Armando Senggol Keistimewaan DIY, GKR Hemas: Pasti Itu Pesanan, Tapi Yo Gak Popo
- Dishub Jogja Petakan Titik Parkir Liar Jelang Libur Akhir Tahun, Ini Salah Satunya
- Desentralisasi Pengelolaan Sampah, ORI DIY: Penutupan TPA Piyungan Tidak Sesuai Perda
- Pasar Murah di Alkid, Cabai Rp5 Ribu per Ons Habis Diserbu Warga
Advertisement
Advertisement