Advertisement
Sejumlah Merek Migor Kemasan Ini Langka di Jogja
Seorang pembeli hendak mencari minyak goreng di Superindo yang beralamat di Jalan Urip Sumoharjo, Gondokusuman, Jogja, Senin (21/2/2022)-Harian Jogja - Sirojul Khafid
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA– Tidak hanya minyak goreng (migor) curah, beberapa merek migor kemasan seperti Bimoli dan Tropical sempat langka di pasar retail. Salah satu pembeli, Nisa, 27, sempat tidak menemukan kedua merk tersebut di pasar retail.
"Tapi saya cek sudah ada lagi," kata Nisa, Selasa (5/4/2022).
Advertisement
Menurut Manager Superindo Dongkelan, Mantrijeron, Jogja, Yoga Nugraha, kelangkaan kedua merek ini berlangsung sampai awal April 2022. "Mayoritas minyak goreng kemasan tidak terkendala distribusinya, hanya satu dua merk saja. Yang terkendala merk Bimoli dan Tropical,” kata Yoga. “Sebenarnya [hal ini] tergantung dari pabrik mereka, kami hanya order, barang datang, saat ini [kendalanya] cenderung dari produsen. Kalau yang lainnya sudah normal.”
Mayoritas migor kemasan sudah lancar distrubusinya sejak tidak ada subsidi dari pemerintah. Selain itu, permintaan stok migor juga datang sesuai jumlah pesanan. Sebelumnya, distribusi migor mengalami pembatasan antara pemesanan dengan barang yang datang.
“Untuk harga kami sesuaikan dengan pusat, udah langsung dari pusat, bukan kami yang menentukan, kami memastikan barangnya ada, untuk memudahkan pelanggan,” katanya.
BACA JUGA: Harga Gula Pasir Naik, Penjualan Merk Tertentu di Jogja Dibatasi
Seiring dengan lancarnya stok migor kemasan, saat ini tidak ada lagi pembatasan pembelian. Sebelumnya pembelian maksimal dua liter saat Harga Eceran Tertinggi Rp14.000. “Sekarang tidak ada batasan pembelian, ikuti aturan pemerintah,” kata Yoga. “Asal daerah distributor kami banyak, variannya beda-beda, jadi supplier-nya juga beda-beda.”
Berbeda dengan migor kemasan, sejauh ini stok migor curah masih terbatas. Menurut Kepala Bidang Ketersediaan, Pengawasan, dan Pengendalian Perdagangan Disdag Kota Jogja, Sri Riswanti, terbatasnya ketersediaan migor curah karena distribusi dari produsen utama di Semarang berkurang.
“Distribusi migor curah dari Semarang sedikit ada penurunan jumlah, mereka fokus memenuhi kebutuhan regional Jawa Tengah. Di DIY ada distribusi juga, tapi jumlahnya lebih sedikit dari biasanya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Rumah Ditinggal Liburan Tahun Baru, Warga Diminta Waspada Kejahatan
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
- Polres Bantul Catat Penurunan Kecelakaan, Korban Masih Tinggi
- Bantul Siapkan Pengamanan Ketat Jelang Pergantian Tahun
- Polda DIY Cabut Seluruh Izin Pesta Kembang Api Tahun Baru
- Pemkab Bantul Dukung Operasional SPPG Polri di Sedayu
- Terminal Semin Disiapkan Jadi Rest Area Wisata Pintu Utara Gunungkidul
Advertisement
Advertisement



