Advertisement
Menengok Stan Bambu Ikonik di Pasar Sore Kampung Blado Banguntapan

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Upaya pemulihan ekonomi secara mandiri terus dilakukan masyarakat di tengah turunnya kasus Covid-19 di Bantul. Di Blado, Balong Lor, Potorono, Banguntapan, warga secara swadaya memprakarsai Pasar Sore Kampung Blado dengan stan-stan takjil bambu yang ikonik.
BACA JUGA: Tidak Ada Kinder Joy: Bakal Kangen Bocil Nangis di Depan Kasir nih
Advertisement
Panitia Pasar Sore Kampung Blado, Susanto Tri Wibowo, mengatakan agenda pasar takjil Ramadan ini telah digagas semenjak awal pandemi. Melalui proses panjang, akhirnya Pasar Sore Kampung Blado dapat terwujud perdana tahun 2022 ini. “Peserta ada 50 stan. Meraka adalah warga sini maupun masyarakat umum,” kata dia, Selasa (12/4/2022).
“Dampaknya memang sangat terasa. Artinya perekonomian warga juga sangat terbantu dengan adanya pasar sore. Covid-19 berpengaruh sekali terhadap perekonomian warga. Sekarang Covid-nya membaik, sekarang ini ada pasar sore dan alhamdulilah bisa menggeliatkan ekonomi.”
Guna menarik dan membedakan dengan pasar sore lainnya, stan-stan di Pasar Sore Kampung Blado didesain menggunakan bambu beratapkan daun. Stan-stan ini dibuat oleh warga secara gotong royong, siang dan malam. Bambu dibeli dari luar desa, lantas warga yang merangkai dan menyusun potongan-potongan bambu tadi menjadi stan yang ikonik.
Berbagai sarana seperti stan, plang, banner dibeli dengan dana jimpitan atau sumbangan. “Pembiayaan dari swadaya warga. Kami setiap hari kerja bakti. Bahkan kalau kerja bakti sampai jam 12 malam, jam satu dini hari,” ujarnya.
Ketika pertama ditawarkan, hanya enam stan yang dipesan oleh penyewa. Saat Santo memasang stan-stan bambu tadi di pinggir jalan, warga tertarik lantas 50 stan disewa. Sebanyak 20% stan laris disewa warga Blado, 20 persen stan disewa para mahasiswa dan sisanya warga luar desa.
Awalnya kurang diminati, kini malah banyak masyarakat yang menginginkan stan belum tertampung oleh panitia. “Stan mulai jadi langsung kami pajang di jalan. Orang jadi penasaran,” kata dia.
Tarif stan yang disewakan tergolong murah. Untuk satu stan, penyewa cukup membayar Rp50.000-Rp100.000 per bulan. Sajian yang dijual pun beragam dari hidangan tradisional hingga jajanan khas luar daerah maupun mancanegara.
“Kami membangun jejaring dahulu. Ini sebetulnya bukan profit-oriented, kalau dari sisi enggak masuk, malah untuk operasional minus. Jadi ini dana dari warga kembali ke warga,” ujarnya.
BACA JUGA: Bantul Buka Layanan Vaksin Sambil Ngabuburit Plus Dapat Takjil Gratis
Beberapa agenda seni juga dihadirkan dalam Pasar Sore Kampung Blado. Beberapa di antaranya flash mob tarian jemparingan hingga live music. Kunjungan ke Pasar Sore Kampung Blado Banguntapan Bantul pun tak bisa dibilang sedikit. Santo menaksir setidaknya 500 orang setiap hari mampir di pasar sore yang digelar di Jl. Monumen Perjuangan sepanjang 500 meter. Bahkan di beberapa momen, kunjungan bisa mencapai 1.000 orang hingga jalanan macet.
“Harapannya ini bisa menjadi agenda rutin tahunan, sehingga kami bisa mengisi Ramadan dengan hal-hal positif dan menumbuhkan ekonomi warga sekitar,” ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 5 Juli 2025: Job Fair di Jogja, Program 3 Juta Rumah, Kampung Nelayan Merah Putih di DIY
- Jadwal Angkutan KSPN Sinar Jaya dari Malioboro ke Pantai parangtritis Bantul dan Pantai Baron di Gunungkidul
- Pengurus di 75 Koperasi Merah Putih Wilayah Bantul Mengikuti Pelatihan
- Jadwal Penerbangan Rute Jogja ke Karimunjawa, Harga Tiket Rp1 Jutaan
- SPMB 2025, Sejumlah SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa
Advertisement
Advertisement