Advertisement

Promo November

Rusunawa Karangrejek Belum Terisi Penuh, DPUPRKP batal Bangun Rumah Susun Baru

David Kurniawan
Kamis, 02 Juni 2022 - 19:07 WIB
Arief Junianto
Rusunawa Karangrejek Belum Terisi Penuh, DPUPRKP batal Bangun Rumah Susun Baru Rusunawa Karangrejek, - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul urung membangun rumah susun sewa sederhana (rusunawa) baru. Hal itu tak lepas dari belum optimalnya operasional rusunawa yang sudah ada, yakni yang ada di Kalurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari.

Kepala Bidang Perumahan, DPUPRKP Gunungkidul, Nur Giyanto mengakui memang sempat ada rencana pembangunan rusunawa baru di Gunungkidul. Akan tetapi hal tersebut belum bisa direalisasikan. “Secara formal, kami juga belum pernah mengusulkan ke kementerian terkait dengan wacana pembangunan rusunawa baru,” kata Nur, Kamis (2/6/2022).

Advertisement

BACA JUGA: Curhat Nakes Pasang Kateter Viral, RSUD Wonosari: Dia Bukan Pegawai Kami

Menurut dia, pengembangan masih difokuskan untuk Rusunawa Karangrejek. Hal ini lantaran hingga sekarang fasilitas rumah sederhana yang ada belum terisi penuh. “Contohnya di lantai kelima, peminatnya masih sangat kurang,” katanya.

Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rusunawa Karangrejek, Maryanto mengatakan pandemi Corona ikut berdampak terhadap tingkat keterisian di rusunawa.

Sebelum pandemi, kata dia, tingkat keterisian bisa mencapai 90%, tetapi jumlah tersebut menurun pada saat mulai ada penularan virus.

Meksi demikian, dia mengakui kondisi sudah sekarang sudah mulai kebali normal. “Sekarang sudah terisi 75 persen,” katanya.

BACA JUGA: Sepekan Digelar, Gunungkidul Expo Gerakkan Rp1,5 Miliar Uang Masyarakat

Menurut dia, dengan tingkat keterisian ini sudah ada perbaikan. Hanya saja, Maryanto mengakui, peminat di lantai lima masih sangat karena dari 48 kamar, yang terisi kurang dari separuhnya.

“Paling terisi sekitar 40 persen dan sisanya masih banyak yang kosong,” ungkapnya.

Dia tidak menampik, akses ke lantai atas menjadi salah satu penyebab warga kurang berminat untuk tinggal. Pasalnya, hingga sekarang masih menggunakan tangga manual.

“Belum ada lift untuk naik dan penghuni harus jalan kaki sampai ke atas,” katanya.

Menurut dia, upaya menyewakan telah dilakukan dengan memberikan harga sewa paling murah, tapi minat untuk tinggal di lantai V masih tetap kurang. “Cuma Rp100.000 per bulan dan ini yang paling murah, tetapi tetap saja masih banyak yang kosong,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement