Advertisement

TBY Dorong Kemandirian pada Paguyuban Seni Tradisi

Media Digital
Jum'at, 10 Juni 2022 - 07:27 WIB
Jumali
TBY Dorong Kemandirian pada Paguyuban Seni Tradisi Serasehan bertajuk Tantangan Organisasi dalam Seni Tradisi di Ruang Seminar TBY, Kamis (9/6/2022). - Harian Jogja/Sunartono

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA — Taman Budaya Yogyakarta (TBY) menggelar serasehan bertajuk Tantangan Organisasi dalam Seni Tradisi di Ruang Seminar TBY, Kamis (9/6). Kegiatan ini memberikan penguatan organisasi terhadap paguyuban seni tradisi agar semakin banyak yang memiliki legalitas.

Serasehan itu menghadirkan tiga narasumber yaitu Seniman Jogja, Stefanus Dalijo "Angkring"; Jumiyo Siswo Pangarso dari Lembaga Kebudayaan Jawa Sekar Pengawikan dan Ketua Komisi D DPRD DIY Koeswanto.

Advertisement

Kasubag Publikasi dan Dokumentasi Taman Budaya Yogyakarta Anggoro menjelaskan serasehan itu untuk memberikan ruang diskusi kepada para pelaku seni tradisi untuk saling tukar gagasan dan transfer ilmu. Melalui serasehan tersebut TBY mendorong agar organisasi seni tradisi memiliki legalitas seperti dilengkapi dengan AD/ART dan memiliki nomor induk kesenian (NIK) organisasi. Selain itu organisasi seni tradisi diharapkan bisa mempublikasikan karya seni tradisi di publik lewat platform media massa, media sosial maupun bentuk pameran.

"Harapannya organisasi seni tradisi ini bisa semakin banyak yang mandiri. Tantangannya memang harus memiliki legalitas yang jelas, manajemennya juga baik, publikasi produk seni tradisi dari organisasi itu harus ditingkatkan. Kalau legalitas sudah baru ke manajemen organisasi salah satunya lewat publikasi, akhirnya banyak yang mengetahui dan bisa mandiri. Kami mendorong legalitas dan paguyuban ini bisa mandiri," katanya di sela-sela pelaksanaan serasehan.

Ia menambahkan para peserta serasehan merupakan perwakilan dari organisasi seni tradisi atau sanggar dan seniman tradisi di DIY berjumlah sekitar 35 orang. TBY siap menjadi fasilitator untuk mempublikasikan produk atau karya seni tradisi dari organisasi lewat pameran.

"Sudah banyak juga organisasi seni tradisi di DIY ini yang sudah memiliki legalitas. Untuk pendaftarannya di kabupaten dan kota masing-masing," katanya.

Seniman Jogja Dalijo mengatakan saat ini sebagian masyarakat ada yang menganggap kesenian tradisional sebagai karya yang kuno dan dinilai tidak perlu dilestarikan karena sudah ketinggalan zaman. Pola pikir yang demikian itu jelas keliru dan secara nyata telah membuat kondisi seni tradisional kian terpuruk dan butuh campur tangan banyak pihak untuk melestarikannya.

"Saat ini banyak kesenian yang dimodernisasi dengan alasan seni garapan, ini dianggap pembaruan. Tetapi seni tradisi adalah akar dari nenek moyang dan perlu dilestarikan dan dikembangkan," katanya dalam serasehan tersebut. 

Dikenalkan Kembali

Ia menambahkan saat ini seni tradisional menghadapi kenyataan tidak masuk dalam intrakurikuler. Ini menyebabkan generasi muda harus dikenalkan kembali dengan keseniannya sendiri. Sehingga Taman Budaya memiliki peran penting untuk memperkenalkan seni tradisional seperti Kethek Ogleng, Dadung Awuk dan sejenisnya. Kesenian tradisional bisa terpuruk bahkan hilang karena patronnya atau tokoh teladan meninggal dunia. Oleh karena itu ia mengajak para pegiat seni tradisi agar terus berusaha melestarikan, salah satunya melalui penguatan manajemen organisasi

"Seperti Siswo Budoyo dulu terkenal seantero Nusantara, Gito Gati Jogja. Kalau patron sudah tidak ada atau meninggal, pasti paguyuban agak goyah," katanya.

Ketua Komisi D DPRD DIY Koeswanto mengatakan DIY sudah memiliki sejumlah Perda berkaitan dengan pengembangan kebudayaan sehingga sudah banyak landasan hukum untuk pelestarian budaya. Dengan melihat kondisi seni tradisi yang hampir terpuruk maka upaya pelestarian mutlak harus dilakukan. Komisi D DPD DIY mendukung dalam rangka penganggaran sejumlah program untuk pengembangan seni tradisi.

"Kami mendukung untuk pelestarian seni tradisi, kita tentu tidak ingin seni tradisi ini punah. Sehingga kami akan selalu mengawal, mendorong untuk bersama-sama  melestarikan seni tradisi melalui berbagai program," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Lewati Sepekan, Total Gempa Susulan di Bawean Capai 383 Kali

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 18:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement