Advertisement
TBY Dorong Kemandirian pada Paguyuban Seni Tradisi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Taman Budaya Yogyakarta (TBY) menggelar serasehan bertajuk Tantangan Organisasi dalam Seni Tradisi di Ruang Seminar TBY, Kamis (9/6). Kegiatan ini memberikan penguatan organisasi terhadap paguyuban seni tradisi agar semakin banyak yang memiliki legalitas.
Serasehan itu menghadirkan tiga narasumber yaitu Seniman Jogja, Stefanus Dalijo "Angkring"; Jumiyo Siswo Pangarso dari Lembaga Kebudayaan Jawa Sekar Pengawikan dan Ketua Komisi D DPRD DIY Koeswanto.
Advertisement
Kasubag Publikasi dan Dokumentasi Taman Budaya Yogyakarta Anggoro menjelaskan serasehan itu untuk memberikan ruang diskusi kepada para pelaku seni tradisi untuk saling tukar gagasan dan transfer ilmu. Melalui serasehan tersebut TBY mendorong agar organisasi seni tradisi memiliki legalitas seperti dilengkapi dengan AD/ART dan memiliki nomor induk kesenian (NIK) organisasi. Selain itu organisasi seni tradisi diharapkan bisa mempublikasikan karya seni tradisi di publik lewat platform media massa, media sosial maupun bentuk pameran.
"Harapannya organisasi seni tradisi ini bisa semakin banyak yang mandiri. Tantangannya memang harus memiliki legalitas yang jelas, manajemennya juga baik, publikasi produk seni tradisi dari organisasi itu harus ditingkatkan. Kalau legalitas sudah baru ke manajemen organisasi salah satunya lewat publikasi, akhirnya banyak yang mengetahui dan bisa mandiri. Kami mendorong legalitas dan paguyuban ini bisa mandiri," katanya di sela-sela pelaksanaan serasehan.
Ia menambahkan para peserta serasehan merupakan perwakilan dari organisasi seni tradisi atau sanggar dan seniman tradisi di DIY berjumlah sekitar 35 orang. TBY siap menjadi fasilitator untuk mempublikasikan produk atau karya seni tradisi dari organisasi lewat pameran.
"Sudah banyak juga organisasi seni tradisi di DIY ini yang sudah memiliki legalitas. Untuk pendaftarannya di kabupaten dan kota masing-masing," katanya.
Seniman Jogja Dalijo mengatakan saat ini sebagian masyarakat ada yang menganggap kesenian tradisional sebagai karya yang kuno dan dinilai tidak perlu dilestarikan karena sudah ketinggalan zaman. Pola pikir yang demikian itu jelas keliru dan secara nyata telah membuat kondisi seni tradisional kian terpuruk dan butuh campur tangan banyak pihak untuk melestarikannya.
"Saat ini banyak kesenian yang dimodernisasi dengan alasan seni garapan, ini dianggap pembaruan. Tetapi seni tradisi adalah akar dari nenek moyang dan perlu dilestarikan dan dikembangkan," katanya dalam serasehan tersebut.
Dikenalkan Kembali
Ia menambahkan saat ini seni tradisional menghadapi kenyataan tidak masuk dalam intrakurikuler. Ini menyebabkan generasi muda harus dikenalkan kembali dengan keseniannya sendiri. Sehingga Taman Budaya memiliki peran penting untuk memperkenalkan seni tradisional seperti Kethek Ogleng, Dadung Awuk dan sejenisnya. Kesenian tradisional bisa terpuruk bahkan hilang karena patronnya atau tokoh teladan meninggal dunia. Oleh karena itu ia mengajak para pegiat seni tradisi agar terus berusaha melestarikan, salah satunya melalui penguatan manajemen organisasi
"Seperti Siswo Budoyo dulu terkenal seantero Nusantara, Gito Gati Jogja. Kalau patron sudah tidak ada atau meninggal, pasti paguyuban agak goyah," katanya.
Ketua Komisi D DPRD DIY Koeswanto mengatakan DIY sudah memiliki sejumlah Perda berkaitan dengan pengembangan kebudayaan sehingga sudah banyak landasan hukum untuk pelestarian budaya. Dengan melihat kondisi seni tradisi yang hampir terpuruk maka upaya pelestarian mutlak harus dilakukan. Komisi D DPD DIY mendukung dalam rangka penganggaran sejumlah program untuk pengembangan seni tradisi.
"Kami mendukung untuk pelestarian seni tradisi, kita tentu tidak ingin seni tradisi ini punah. Sehingga kami akan selalu mengawal, mendorong untuk bersama-sama melestarikan seni tradisi melalui berbagai program," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Pemuda Ngawi Ditemukan Meninggal Mengambang di Sungai, Ada Luka di Kepala
- Naik 10%, Volume Kendaraan Diprediksi sampai 9 Juta di Solo saat Lebaran 2024
- Berbagi Kebahagiaan, Tuntas Subagyo Buka Puasa Bersama Anak Yatim di Sukoharjo
- Kabar Gembira Persis Solo, Irfan Jauhari Merumput Lagi setelah Absen Semusim
Berita Pilihan
Advertisement
Lewati Sepekan, Total Gempa Susulan di Bawean Capai 383 Kali
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024
- Perayaan Paskah 2024, Tim Jibom Polda DIY Melakukan Sterilisasi Sejumlah Gereja di Jogja
Advertisement
Advertisement