Advertisement
Begini Jurus Pemda DIY Atasi SMA Negeri Pinggiran Kekurangan Siswa
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Disdikpora DIY bekerja sama dengan Jawa Tengah untuk memberikan kesempatan kepada anak dari luar DIY untuk sekolah di SMA/SMK wilayah perbatasan. Cara ini diharapkan dapat meminimalisasi sekolah pinggiran yang kekurangan siswa.
Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya menjelaskan untuk sekolah pinggiran perkotaan rata-rata sudah bisa memenuhi kuota siswa. Akan tetapi untuk pinggiran di kawasan perbatasan memang ada beberapa sekolah negeri yang kesulitan memenuhi kuota rombongan belajar yang disiapkan. Ia mencatat berdasarkan PPDB 2021 sekolah di Girimulyo Kulonprogo, Rongkop dan Semanu Gunungkidul yang kuotanya tidak terpenuhi.
Advertisement
"Seperti di Girimulyo Kulonprogo ini tahun lalu jumlah siswanya juga kurang. Dan beberapa sekolah di kawasan perbatasan dengan Jawa Tengah," katanya, Kamis (16/6/2022).
BACA JUGA: Terlibat Kasus Pidana, 3 PNS di Gunungkidul Dinonaktifkan
Salah satu cara untuk mengantisipasi kekurangan siswa pada sekolah negeri di wilayah pinggiran adalah melakukan kerja sama dengan Jawa Tengah. Masyarakat Jateng yang tinggal di radius terdekat dengan sekolah di DIY difasilitasi untuk dapat diterima.
"Ini sebenarnya bukan semata-mata untuk memenuhi sekolah agar kuota penuh, tetapi memang kami sudah ada kerja sama dengan Jawa Tengah. Bahwa anak di DIY juga yang dekat dimasukkan dalam zonasi Jateng," ujarnya.
Berdasarkan catatannya sejumlah sekolah yang sempat kekurangan murid antara lain SMA N Galur, SMAN Girimulyo, SMAN Semanu, SMA Rongkop, SMA Tanjungsari dan SMK Kelautan serta sejumlah jurusan tertentu. Adapun jumlah kekurangan sekitar 10 kursi.
Sebagai gambaran pada PPDB 2022 SMA Semanu menetapkan daya tampung sebanyak 180 kursi untuk lima rombongan belajar dan SMA Rongkop kuota 144 untuk empat rombel. Kemudian SMA Tanjungsari menyiapkan kuota 216 kursi untuk enam rombel. Sedangkan SMA Galur kuota 144 kursi untuk empat rombel dan SMA Girimulyo terdapat 108 kursi untuk tiga rombel.
"Kalau Bantul dan Sleman untuk SMA/SMK relatif terpenuhi. Kalau Gunungkidul faktor lain antara kursi dengan jumlah lulusan tidak seimbang," ujarnya.
Sistem sebenarnya berusaha menarik anak yang belum mendapatkan sekolah pada zona 3 dan zona 4 dari sekolah. Akan tetapi ketika anak tersebut diberikan kesempatan untuk masuk kadang tidak bersedia.
"Meski pun kurang siswa, pendaftaran tidak bisa diperpanjang. Tetapi biasanya di akhir-akhir ketika sekolah kurang siswa, sistem berusaha menarik siswa yang berada di zona 2, 3 dan 4 tetapi ya itu kadang tidak mau. Alasannya ada yang mungkin tidak suka atau juga memilih sekolah swasta," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement