Advertisement
Di Gunungkidul, 330 Sapi Suspect PMK, Empat Ekor Mati
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul mencatat ada empat ekor sapi mati karena terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK). Hingga kini, tercatat sudah ada total 330 sapi yang terindikasi penyakit ini.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan sudah ada 330 sapi suspect PMK. Dari jumlah ini, yang dinyatakan sembuh ada 26 ekor dan empat lainnya mati.
Advertisement
“Potensi bertambah masih mungkin karena penularan cepat. Sekarang sudah ada penularan dari kandang ke kandang,” kata Wibawanti, Senin (20/6/2022).
BACA JUGA: Cegah PMK, Transaksi Hewan Kurban di Pasar Hewan Ini Bisa lewat WA
Meski sudah ada ternak yang mati, dia berharap masyarakat tidak perlu khawatir karena persentasenya hanya sekitar 5%. Sapi-sapi rentan paling banyak terjadi pada anakan. “Memang rendah, tapi tetap harus diwaspadai penularannya,” ujar dia.
Menurut dia, upaya pencegahan bisa dilakukan dengan cara membersihkan area kandang secara rutin. Selain itu, juga bisa dilakukan penyemportan cairan disinfektan. “Kami juga menyiapkan vaksinasi dan data yang masuk ada 79.000 ekor sapi yang siap divaksin,” katanya.
Wibawanti menjelaskan, vaksinasi PMK hampir mirip dengan vaksin corona. rencananya ada penyuntikan dosis kesatu dan kedua yang dilaksanakan di tahun ini. “Ada juga vaksin booster dan akan diberikan di tahun depan,” katanya.
Sebelumnya, upaya pencegahan PMK juga dilakukan dengan memfasilitasi jual beli secara online, yakni melalui grup Whatsapp (WA). Salah satunya dibuat oleh Pengelola Pasar Hewan Siyonoharjo di Kalurahan Logandeng, Playen.
“Kami buatkan grup WA untuk tawar menawar sehingga tidak perlu membawa sapi ke pasar. Kalau sudah sepakat, maka sapi yang dibutuhkan bisa diambil ke rumah,” kata Pengelola Pasar Siyono, Isnaning Suindarti.
Dia mengakui saat ini sudah ada 70 anggota di dalam grup WA tersebut. Adapun anggota yang tergabung tidak hanya penjual, melainkan ada juga dokter hewan. “Jadi sekalian untuk penanganan atau melaporkan pada saat ada indikasi kasus PMK di wilayah masing-masing sehingga dapat dilaporkan secara cepat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Giliran Komunitas Otomotif Jepara Dukung Kapolda Jateng Maju Cagub Jateng 2024
- BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik
- Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani
- Adik Aniaya Kakak hingga Meninggal di Kalikotes Klaten, Penyebab Masih Misteri
Berita Pilihan
Advertisement
Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Rekrutmen Badan Ad Hoc Pilkada 2024 Dimulai, Bawaslu DIY Beri Catatan Ini untuk KPU
- Pelaku UMKM di Jogja Didorong Segera Urus Sertifikasi Halal Sebelum Oktober 2024
- Info Stok Darah dan Jadwal Donor Darah Rabu 24 April 2024 di PMI se-DIY
- 4 Produk Lokal DIY Mendapatkan Sertifikasi Indikasi Geografis, Ini Manfaatnya
- Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement