Advertisement

Promo November

Petani Bawang di Bantul Merugi karena Anomali Cuaca

Ujang Hasanudin
Minggu, 03 Juli 2022 - 17:17 WIB
Bhekti Suryani
Petani Bawang di Bantul Merugi karena Anomali Cuaca Udin, salah seorang petani bawang merah di Desa Srigadin, Sanden, menyirami tanaman bawang merah yang dimiliki, Rabu (25/7/2018). Penyiraman rutin dilakukan agar tanaman dapat tumbuh subur sehingga panen dapat lebih maksimal. - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-Hujan yang terjadi di musim kemarau atau adanya anomali cuaca sejak beberapa pekan terakhir membuat petani bawang merah di Bantul merugi puluhan hingga ratusan juta karena bawang merah tidak tumbuh maksimal akibat terkena jamur karena tertimpa hujan.

Jurianto, salah satu petani bawang merah di Dusun Nawungan, Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri mengatakan ada sekitar 95 hektare tanaman bawang merah di Nawungan yang dipanen lebih awal karena tidak mau merugi lebih besar. Usia tanamam bawang merah seharunya dua bulan atau 60 hari, namun saat ini baru usia 40 hari sudah dipanen.

Advertisement

“Ya terpaksa dipanen lebih awal bisa tidak mau rugi lebih besar. Namun rata-rata petani mengalami kerugian sekitar 70-80% karena kondisi tanaman bawang belum maksimal karena iklim cuaca hujan membuat bawang merah banyak yang busuk,” kata Jurianto, saat dihubungi Sabtu (2/7/2022).

BACA JUGA: Dengan Rp75.000, Penonton Jogja Volkswagen Festival 2022 Berkesempatan Dapatkan VW Pak Camat

Jurianto sendiri menanam bawang di lahan 1.000 meter persegi dengan bibit satu kwintal seharusnya bisa panen sampai satu ton bawang merah dengan harga Rp20 jutaan biasanya. Namun kali ini ia hanya bisa menjual bawang merah di lahan seluas tersebut dengan harga Rp4 jutaan. Harga tersebut masih mendingan dan bisa untuk beli bibit kembali karena harga bawang merah saat ini masih cukup tinggi.

“Seharusnya bisa dapat Rp20 jutaan, karena bawang merah rusak belum berumur, kalau ditunggu 60 hari bisa busuk karena kemarau hujan terus,” ujarnya. Saat ini harga bawang merah di pasaran masih cukup tinggi, mencapai Rp50.000 per kilogram untuk kualitas super. Untuk ukuran sedang rata-rata Rp20.000-25.000 per kilogram. Sementara untuk ukuran kecil dihargai Rp15.000 per kilogram.

Menurutnya saat ini cuaca tidak diprediksi. Mei lalu saat musim tanam bawang merah sehaunya sudah musim kemarau dan bagus untuk bawang merah. Namun karena anomali cuaca sehingga berpengaruh terhadap tanaman bawang merah. Karena tanaman bawang merah tidak kuat jika musim hujan.

Ia memprediksi musim tanam bawang merah selanjutnya pada Agustus mendatang tidak semua petani menanam bawang merah karena cuaca masih belum menentu. Bahkan, saat ini setelah panen dini bawang merah, mereka menanam jenis tananam palawija. Terlebih bibit bawang merah saat ini juga naik, “Musim tanam Mei lalu bibit bawang merah per kilogram masih Rp40.000 sekarang sudah naik menjadi Rp75.000 per kilogram. Kalau menanam bawang merah lagi di saat cuaca tidak menentu takut merugi lagi,” ucap Jurianto.

Petani bawang merah Nawungan lainnya, Sawab mengatakan tanaman bawang merah di musim kemarau biasanya memberi untung besar, tapi kali ini para petani harus gigit jari. Pasalnya umbi bawang tak berkembang dan ukurannya pun kecil-kecil, “Tanaman tidak maksimal seperti Mei tahun lalu karena banyak hujan dan hasilnya kecil-kecil,” ujarnya.

Padahal biasanya dalam masa tanam di musim kemarau, petani bisa panen mencapai 10-13 kilogram dari satu kilogram benih. Namun yang terjadi saat ini hasil yang didapat rata-rata kurang dari delapan kilogram. Menurutnya, Mei-Juni seharusnya memasuki musim kemarau, tapi yang terjadi justru seringkali turun hujan dengan intensitas tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan tanaman bawang merah rusak, dan pertumbuhan umbi bawang merah tidak maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement