Advertisement
Milenial di Jogja Sulit Beli Rumah, REI Sarankan Pemerintah Turun Tangan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pengembang mendorong keberpihakan pemerintah, agar kelompok milenial bisa membeli rumah. Saat ini biaya untuk membangun rumah di DIY memang dinilai tinggi.
Sebelumnya Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengungkapkan generasi muda atau milenial akan semakin sulit untuk memiliki hunian atau rumah. Menurutnya, hal tersebut didorong suku bunga di sejumlah negara mulai mengalami kenaikan. Bahkan kenaikannya sudah mendekati angka inflasi, sehingga dinilai cukup mengkhawatirkan. Kenaikan suku bunga ini dimungkinkan juga akan mempengaruhi suku bunga sektor perumahan, seperti bunga KPR. Kondisi tersebut akan membuat kaum milenial berpikir ulang untuk membeli hunian.
Ketua Realestat Indonesia (REI) DIY, Ilham Muhammad Nur tidak menampik kondisi tersebut. Terlebih, di DIY untuk pasokan tanah lebih terbatas, sehingga membuat harga cenderung mahal. Harga bahan bangunan untuk membangun rumah juga saat ini mengalami kenaikan, belum lagi kenaikan BBM.
Advertisement
BACA JUGA: Bisa Nikmati Keindahan Pansela Jogja, Rest Area di Puncak Kelok 18 Bakal Jadi Favorit Wisatawan
“Seperti semen, besi itu sudah naik. BBM naik itu kan ngaruhnya ke berbagai hal. Harga tanah di DIY juga terus naik. Sementara itu untuk pasokan rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah [MBR] juga terbatas, permintaannya tinggi,” ucap Ilham, Rabu (13/7/2022).
Dalam satu tahun setidaknya dari anggota REI hanya bisa menyuplai sebanyak 200 unit untuk rumah subsidi. Sehingga orang cenderung mencari rumah yang harganya sedikit lebih tinggi dari harga rumah subsidi. Menurutnya pemerintah juga bisa memberi harga lebih murah untuk rumah di atas rumah subsidi itu.
Ilham mencontohkan pemerintah bisa membebaskan PPN, tidak hanya untuk rumah subsidi, namun di atas subsidi. Menurutnya regulasi terbaru mendukung untuk mengeluarkan kebijakan tersebut. “Sebenarnya keberpihakan pemerintah itu sudah ada dengan rumah subsidi itu, cuma perlu didorong lagi. Pemerintah dengan perangkat kekuasaannya mungkin bisa mengatasi permasalahan rumah ini. Memberikan subsidi, mempermudah perizinan,” ujarnya.
Salah satu pekerja di Jogja, Kresnanto menilai saat ini harga rumah di DIY sudah tinggi. Ia mengatakan harga yang dipatok cukup sulit terjangkau untuk pekerja biasa. “Sudah sangat mahal ya saya rasa, terutama untuk wilayah di Kota Jogja, Sleman itu mahal sekali sudahan. Berat juga untuk menjangkau harganya,” ucap Nanto.
Dia mengatakan untuk mendapatkan rumah subsidi pun juga sulit, karena jumlahnya terbatas. “Solusinya mungkin ya cari yang agak daerah pinggiran ya. Harganya masih lebih murah, untuk rumah subsidi kan terbatas juga,” ujarnya. (Herlambang Jati Kusumo).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Inovasi Pelayanan Publik, Pemprov Jateng Raih Dua Penghargaan dari Kemenpan RB
Advertisement
Bikin Seru Staycation Anda di Oktofest Super Sale Hotel Grand Rohan Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Percepat Olah Lahan Pertanian, DKPP Bantul Maksimalkan Pompanisasi
- Sampai Agustus 2024 Terdapat 23 Kasus Gigitan Anjing di Sleman
- Hotel Harper Malioboro Gelar Pelatihan Mitigasi Kebakaran Guna Meningkatkan Kesigapan Para Staf
- Berikut Jadwal Debat Paslon Pilkada Bantul 2024
- Ketua PBNU Berharap Separuhnya Menteri Kabinet Prabowo dari Kader NU
Advertisement
Advertisement