Advertisement

Kondisi Transmigran Kulonprogo di Sulawesi, Pemkab: Pemasaran Hasil Panen Jadi Kendala

Catur Dwi Janati
Sabtu, 16 Juli 2022 - 05:17 WIB
Arief Junianto
Kondisi Transmigran Kulonprogo di Sulawesi, Pemkab: Pemasaran Hasil Panen Jadi Kendala Ilustrasi rumah di lokasi transmigrasi - dok

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO -- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kulonprogo terus memantau sejumlah transmigran asal Kulonprogo yang berada Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Dari hasil pantauan, para transmigran di sana ternyata memerlukan bantuan pemasaran hasil pertanian untuk mengoptimalkan hasil panen.

Kepala Disnakertrans Kulonprogo, Nur Wahyudi menerangkan timnya terus berupaya memantau perkembangan transmigran asal Bumi Binangun di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Timnya menemui tiga keluarga transmigran asal Kulonprogo yang berada di sana.

Advertisement

BACA JUGA: Pemural Pemalang Kebanjiran Order, Ini Sebabnya

Dari penuturan para transmigran, tanah pertanian yang disediakan untuk para transmigran subur dan cocok untuk berbagai jenis komoditas pertanian. "Selama ini masa penyesuaian diri, artinya mereka sudah mulai kerasan di sana. Cuma kondisinya tanahnya kalau ditanami itu hampir sama dengan di sini. Artinya semua tumbuhan, pisang, ketela bisa tumbuh, hasil panenanya bagus," kata dia, Jumat (15/7/2022).

Hasil pertanian tersebut, menurut Nur mampu menopang ekonomi para transmigran di Kulonprogo. Dengan lahan yang luas, hasil pertanian dinilai Nur mampu meningkatkan kesejahteraan transmigran asal Kulonprogo.

"Sudah ada sedikit peningkatan [perekonomian transmigran] dari informasi yang kami terima. Walaupun belum tinggi, karena transmigrasi itu investasi jangka panjang. Dari sisi pertaniannya, katakanlah semua hasil bumi itu bisa ditanam," tuturnya. 

Kendati demikian, Nur mendapati kendala pemasaran hasil pertanian yang dialami oleh para transmigran. Meski jalan yang ada sudah bagus, angkutan umum yang ada terbatas. "Kalau jalan sudah lumayan bagus juga, sudah ada akses ke pusat-pusat ekonomi. Cuma alat transportasinya yang kayaknya juga agak sulit juga. Seperti angkutan itu sulit juga, wong saya pas perjalanan kesana jarang menemui transportasi umum," tandasnya.

BACA JUGA: Tertipu Investasi yang Ditawarkan Terapis Syaraf, Warga Kulonprogo Rugi Puluhan Juta Rupiah

Dari segi bentuknya, Nur menuturkan kebanyakan para transmigran masih menjual hasil pertanian mentah yang belum diubah menjadi olahan. "Sementara belum, masih jual pisang dan empon-empon itu juga ada. Tetapi memang tadi dari sisi pemasaran yang agak kesulitan," tambahnya. 

Mayoritas transmigran mengandalkan pasar rakyat sebagai target pemasaran utama hasil tani. Pasalnya pembeli yang datang langsung lahan terbilang jarang hanya pada waktu-waktu tertentu. "Ke pasar kemudian juga pembeli yang datang itu ada memang, tapi agak jauh memang pasarnya. Kalau pembeli yang datang itu tidak mesti, tidak tentu datangnya, karena juga lokasinya jauh sehingga mereka kesulitan," tuturnya. 

Atas beberapa persoalan yang dialami transmigran khususnya terkait pemasaran hasil pertanian, Nur telah melakukan koordinasi dengan Pemprov Sulawesi Tenggara. "Permasalahannya sudah kami sampaikan, mengusulkan kalau ada BUMDes itu sebenarnya bisa membantu. Tetapi ternyata BUMDes-nya di sana belum aktif," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 11:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement