Advertisement
Mengenal Candi Risan, Peninggalan Purbakala Penanda Batas DIY dan JawaTengah

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Candi Risan di Kalurahan Candirejo, Semin menjadi salah satu peninggalan purbakala di Kabuapten Gunungkidul. Nama Risan disinyalir dari kata irisan dan sebagai penanda patok batas wilayah karena lokasinya berada di perbatasan DIY dengan Jawa Tengah.
Berdasarkan dari papan informasi yang dipasang di sekitara candi, benda purbakala ini diperkirakan dibangun di abad X-IX masehi. Di lokasi ini terdapat dua bangunan candi yang berada di lahan seluas 2.000 meter persegi.
Advertisement
Bangungan pertama berada di sisi utara dengan ukuran 13x13 meter. Struktur bangunan terlihat karena tumpukan batu dari bagian candi masih terlihat. Adapun Bangunan kedua berada di sisi selatan dan memiliki ukuran 11,5x11,5 meter. Namun, candi kedua ini strukturnya tidak terlihat dikarenakan hanya menyisakan denah berbentuk persegi.
Struktur bangunan didominasi jenis batu putih sehingga mudah rusak. Adapun corak dari bangunan merupakan peninggalan Candi Buddha. Hal ini diperkuat dengan ditemukan arca Budha Avalokitesvara.
Toko masyarakat Candirejo, Joko Haryono mengatakan, tak ada yang tahu persis berkaitan dengan asal usul penamaan candi. Meski demikian, masyarakat setempat percaya penamaan berasal dari kata Irisan. Hal ini tak lepas dari letak candi yang berada di wilayah perbatasan Jateng-DIY.
“Risan dikenal dari irisan wilayah sehingga menjadi batas wilayah. Sebelah Selatan masuk Gunungkidul, sedangkan utara wilayahnya Jawa Tengah,” katanya, Selasa (29/7/2022).
BACA JUGA: Kekayaan Elon Musk Tembus US$220 Miliar, Masih Paling Tajir
Meski demikian, ia tidak bisa memastikan penamaan ini karena ada versi lain terkait dengan penyebutan. “Ada yang bilang bahwa dulu ditunggu oleh Mbah Risang. Untuk versi mana yang benar, juga kurang tahu,” katanya.
Menurut dia, candi bercorak Budha. Di 1982 lalu, arca Budha Avalokitesvara sempat dicuri dan diketemukan di Singapura. Benda ini sudah diamankan dan sekarang disimpan di BPCB DIY.
Joko tidak menampik sudah ada yang berkunjung, namun jumlahnya masih belum banyak seperti candi-candi lain di wilayah DIY. “Selain berkunjung biasa, juga ada yang menjalani ritual di candi ini,” katanya. (David Kurniawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Susul Bandara Ahmad Yani, Adi Soemarmo Segera Jadi Bandara Internasional Haji dan Umroh
Advertisement

Destinasi Kepulauan Seribu Ramai Dikunjungi Wisatawan, Ini Tarif Penyeberangannya
Advertisement
Berita Populer
- Semua Disabilitas di Kota Jogja Mendapat Akses Pendidikan Gratis
- Tiga Pekan Jelang Iduladha, Penjualan Hewan Kurban di Bantul Lesu
- Mafia Tanah Kas Desa di Gunungkidul, Lurah Sampang Gedangsari Dituntut 2 Tahun Penjara
- Viral Akun Pemkab Bantul Unggah Video Keberadaan Buaya di Sungai Progo, Ini Penjelasan Diskominfo
- Jukir dan Pedagang Parkir ABA Malioboro Dipindah ke Menara Kopi Kotabaru, Ini Skenario Pemindahannya
Advertisement