Advertisement

Mahasiswa UGM Termuda Usia 15 Tahun, Pengagum Plato dan Ibnu Sina

Anisatul Umah
Selasa, 02 Agustus 2022 - 14:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Mahasiswa UGM Termuda Usia 15 Tahun, Pengagum Plato dan Ibnu Sina Raja Muhammad Hayuri Islami ditemui di UGM, Senin (1/8 - 2022). Harian Jogja/Anisatul Umah

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Mahasiswa Jurusan Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM), Raja Muhammad Hayuri Islami menjadi mahasiswa termuda usia 15 tahun di UGM tahun ini. Dua tokoh filsuf yang dikagumi sejak SMA adalah Plato dan Ibnu Sina. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Anisatul Umah.

Raja biasa disapa, nampak malu-malu saat hendak diwawancara, Senin (1/8/2022) di sela-sela pembukaan Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) di Lapangan GSP UGM. "Awalnya berharap tidak diekspos, mau jadi manusia yang biasa saja," ucapnya.

Namun namanya terlanjur diumumkan oleh Master of Ceremony (MC) dalam pembukaan PPSMB. "Muhammad Hayuri Islami yang diterima di Fakultas Filsafat dengan usia 15 tahun 11 bulan dan 13 hari. Lahir pada 17 Agustus 2006," ucap MC pagi itu.

Advertisement

Salah satu satpam yang berjaga di sekitar GSP sontak langsung berucap "wah piro, 15 tahun," ucapnya kepada kawan di sebelahnya.

Akhirnya Raja pun pasrah identitasnya diketahui banyak orang. "Namun apa boleh buat saya sudah terekspos," tuturnya.

Baca juga: UGM Punya Mahasiswa Termuda 15 Tahun, Ini Dia Sosoknya..

Dia bercerita bisa kuliah di usia sangat muda karena saat masih SMA dia mengikuti program akselerasi sehingga bisa rampung dalam dua tahun. Lalu saat SD dia juga masuk sekolah di usia lebih muda dari teman-temannya yakni di usia lima tahun.

"Ketika saya kecil enggak ada yang terlalu peduli, dan juga postur saya seperti anak lainnya, gak terlalu diperhatikan," ujarnya.

Saat masih duduk di bangku SD, Raja selalu mendapatkan peringkat tiga besar. Sementara saat SMP diselesaikan dalam rentang waktu tiga tahun.

Dia mengaku senang dengan filsafat saat mengenyam pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Pekanbaru. Saat mengikuti program akselerasi dia mengaku harus belajar memahami sesuatu dengan lebih cepat. Dan tidak diwajibkan mengambil ekstrakurikuler dan organisasi lainnya.

Tes akselerasi dia ikuti saat kelas satu dan masuk ke semester dua. Dari siswa di SMA-nya ada tujuh yang lolos program ini.

"Kebetulan karena cuma tujuh orang saya enggak memimpikan juara. Saya mengambil jurusan IPS nilai yang cukup bagus di Sosiologi," tuturnya.

Pertama kali mengenal filsafat dari internet. Pola pikir filsafat dia sebut sudah ada sejak kecil, segala sesuatu dia coba lihat dengan kacamata logika. "Saya mengenal kalau itu filsafat SMA kelas X. Selama ini saya menerapkan nilai filsafat," tuturnya.

Beberapa buku yang dia baca adalah buku filsafat dasar logika. Dua tokoh filsafat yang dia kagumi Plato dan Ibnu Sina. "Saya mengagumi tokoh-tokoh filsuf Yunani Kuno dan filsuf Islam seperti Plato dan Ibnu Sina," kata Raja.

Setelah lulus dari MAN tanpa ragu dia memilih UGM dan Jurusan Filsafat, masuk melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selepas S1 nanti dia mengaku masih akan terus menekuni belajar filsafat dengan melanjutkan di jurusan yang sama.  

"Karena jurusan filsafat saya lihat bagus di UGM. Mungkin karena society di sekitar Jogjakarta ini masyarakatnya berbudaya jadi nilai plus pilih UGM, sebagai pendidikan saya," ucap anak pertama dari dua bersaudara ini.

Tinggal Mandiri

Dia bercerita jika ayahnya pekerja wiraswasta, sementara ibunya adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Saya anak pertama dari dua bersaudara adik saya SMP usia 12 tahun," lanjutnya.

Raja sudah pindah ke Jogja sejak 27 Juli 2022 lalu, ditemani kedua orang tuanya. Saat ini dia mandiri di Jogja dan tinggal sendiri. "Saat ke Jogja saya ditemani, sekarang tinggal sendiri."

Tahun ini UGM menerima 9.833 mahasiswa baru. Terdiri atas Program Sarjana 8.215 orang dan Program Sarjana Terapan 1.618 orang.

Mahasiswa baru program Sarjana dan Sarjana Terapan diterima melalui SNMPTN, SBMPTN, Seleksi Mandiri, serta Program Afirmasi Pendidikan Tinggi oleh oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Untuk Program Sarjana ditambah dengan Program Internasional (IUP) dan Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) dari Kementrian Agama. Dari total mahasiswa yang diterima 19,20% diantaranya penerima bantuan KIP-K atau yang dulu disebut Bidikmisi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement