Advertisement
Diyakini Kramat! Tiap Selasa dan Jumat Kliwon, Nelayan Gunungkidul Tak Berani Melaut

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Nelayan di Gunungkidul tidak berani melaut setiap Selasa dan Jumat Kliwon. Ada kepercayaan di kalangan nelayan, dua hari ini merupakan hari yang keramat karena jika tetap nekat melaut akan tertimpa musibah.
Salah seorang nelayan di Pantai Ngrenehan, Kalurahan Kanigoro, Saptosari, Widiyono mengatakan, ratusan nelayan di Pantai Ngrenehan berhenti melaut pada Selasa (2/8/2022). Penghentian aktivitas mencari ikan bukan karena gelombang air laut, namun disebabkan adanya kepercayaan bahwa setiap Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon ada pantangan untuk melaut.
Advertisement
“Kebetulan ini Selasa Kliwon, jadi kami tidak melaut. Walaupun kondisi laut landai, nelayan di sini [Ngrenehan] dan umumnya di Gunungkidul pasti akan berhenti melaut saat Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon,” kata Widiyono kepada wartawan, Selasa siang.
Menurut dia, kepercayaan ini sudah berlangsung secara turun temurun sehingga tidak ada yang tahu pantangan mulai berlaku. Sesuai dengan cerita dari orang tua, bahwa dua hari ini merupakan hari yang disakralkan di kalangan orang Jawa. “Nelayan percaya kalau tetap melaut akan terjadi musibah. Pantangan ini masih dipercaya hingga sekarang,” katanya.
BACA JUGA: Pemerintah Wacanakan Masa Kerja Kades Jadi 9 Tahun
Menurut dia, sekitar empat tahun lalu ada tiga nelayan yang tetap nekat melaut pada saat Selasa Kliwon. Saat itu, sambung Widiyono, sedang musim lobster dan ketiganya sudah memasang rendet atau alat penangkap lobster dan akan mengambilnya.
“Sudah diingatkan, tapi nekat. Eh ternyata pada saat mengambil rendet perahu yang ditumpangi terbalik. Beruntung ketiga nelayan dapat diselamatkan,” katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Hendi, nelayan lain di Pantai Ngrenehan. Menurut dia, tidak ada aktivitas melaut dipergunakan untuk memperbaiki jaring penangkap ikan. “Semua berhenti melaut karena bertepatan dengan Selasa Kliwon,” katanya.
Menurut dia, perbaikan dan pemeriksaan alat tangkap sangat dibutuhkan agar saat dipergunakan dapat berfungsi normal sehingga tangkapan bisa maksimal. “Dikarenakan tersapu ombak seringkali jaring menjadi kusut sehingga butuh diperbaiki agar bisa digunakan menangkap ikan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Waspada Penipuan! Jangan Tergiur Penawaran Haji Tanpa Visa Resmi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pungutan Liar oleh Petugas Rutan Kelas II A Jogja, Kepala Kanwil Ditjenpas DIY: Pelaku Ditindak Tegas
- Libur Panjang, Okupansi Hotel di Bantul Mencapai hingga 100 Persen
- Baciro Kini Jadi Kelurahan Hijau di Jogja karena Berhasil Mengelola Sampah dengan Baik
- Ratusan Remaja Diusulkan Dinsos Bantul untuk Masuk Sekolah Rakyat Setingkat SMA
- Long Weekend Waisak, Jumlah Wisatawan di Bantul Meningkat Hampir Dua Kali Lipat
Advertisement